Thursday, August 20, 2015

Ambilah Cuti! Itu Baik untuk Anda dan Pekerjaan


Kapan terakhir kali kita mengambil waktu untuk lepas dari pekerjaan kita? Jika kita tidak dapat mengingatnya, maka itu pertanda buruk.

Entah itu beberapa hari disini atau akhir pekan disana, atau bahkan cuti selama setahun, setiap cuti dari pekerjaan kemungkinan akan membuatmu kembali dengan pikiran yang lebih jernih.

Tetapi bagaimana kita tahu kalau kita harus atau dapat mengambil beberapa waktu untuk cuti?

Haruskah kita mengambil cuti?

Sebagaimana orang pulang pergi dari dan ke tempat kerja serta terjebak dalam rutinitas itu semua, banyak dari kita menganggap bahwa ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Dan meskipun pernyataan ini tidak bisa lebih benar, ingatlah bahwa kita seharusnya bekerja untuk hidup bukan sebaliknya.

Saya teringat seorang teman lama keluarga menyatakan bahwa ia tak punya pilihan selain bekerja karena harus membayar pakaian yang dia kenakan. Jangan salah sangka, saya mendukung kerja keras, tapi menyisihkan waktu untuk diri sendiri sama pentingnya dengan bertemu deadline atau tujuan untuk mendapatkan bonus akhir tahun.

Mengesampingkan semua budaya perusahaan yang bermain dalam nilai-nilai karyawan, orang harus belajar untuk menyeimbangkan hidup mereka. Sangat penting bagi individu untuk menikmati waktu mereka bekerja sebanyak waktu mereka jauh dari pekerjaan.

Dapatkah kita mengambil cuti?

Kerja adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk membayar tagihan. Ingat bahwa pemberi kerja mempekerjakan kita karena bakat dan keterampilan. Jika kita adalah karyawan yang berkualitas dan melakukan pekerjaan kita dengan baik, maka kita tidak harus merasa canggung mengambil cuti untuk penyegaran.

Tentu saja jika kita selalu terlambat masuk kerja, mengambil istirahat makan siang yang lebih panjang dan kasar dengan rekan kerja, maka ada ruang untuk diskusi. Tetapi jika tidak, kita adalah orang berikutnya yang berhak untuk mengambil istirahat sejenak dari tugas profesional kita sementara waktu.

Jika kita tidak mengambil cuti, takut bahwa atasan kita mungkin menggunakannya untuk menentang kita pada akhirnya, maka kita perlu mengevaluasi kembali posisi kita dalam perusahaan.

Persiapkan rekan kerja untuk waktu cuti kita, dan mencari tahu kapan libur resmi yang kita berhak ambil.

Persiapkan orang lain untuk menggantikan kita saat cuti

Jika kita ingin mengambil libur karena sedang sakit, kita harus memiliki etika profesional untuk menyelesaikan tugas-tugas kita sebelum pergi atau pastikan kita mampu mengambil waktu cuti. Jika kita mengambil cuti pada hari Jumat dan Senin untuk menyembuhkan diri pada akhir pekan yang panjang di rumah, maka pastikan semua tugas kita sudah terselesaikan.

Informasikan semua rekan kerja yang berhubungan tentang libur kita dan pastikan semua dokumen sudah siap pada hari kita libur.

Beritahukan rekan kerja kita beberapa hari sebelumnya dan biarkan mereka tahu bahwa semua tugas yang berhubungan sudah diurus.

Kerja harus berjalan tanpa hambatan dan rekan kerja kita seharusnya tidak menantikan kita untuk tugas-tugas yang berhubungan.

Kapan saya berhak cuti?

Berikut ini adalah rincian singkat dari hari-hari dimana kita dapat meninggalkan pekerjaan sejenak, termasuk libur resmi, hari sakit dan liburan.

Hari Liburan

Setelah memasuki pekerjaan baru, dua minggu waktu liburan adalah standar. Tentu saja, beberapa posisi kelas atas menawarkan 1 bulan liburan pada tahun pertama kerja dengan pilihan jam kerja seminggu yang lebih pendek, tapi mari kita lebih realistis. Perlu diingat, hari liburan cenderung meningkat seiring waktu bekerja kita dalam perusahaan.

Hari Sakit

Meskipun tidak wajib, 4 hari sakit adalah rata-rata per tahun.

Tips karir minggu ini

Setiap orang perlu mengambil cuti dari pekerjaannya untuk menyegarkan pikiran dan kembali bekerja seakan-akan mereka mulai dengan sesuatu yang baru. Cutilah selama seminggu dan kembali segar.

No comments:

Post a Comment

Wahai Karyawan Seluruh Dunia, Berkomentar-lah!

Comments system

Disqus Shortname