Wednesday, March 26, 2014

Balada Karyawan #1 Makan Nangka, Dia yang Makan Buahnya Kita yang Kena Getahnya

Salah satu sifat atasan yang tidak disukai bawahan adalah ketika ada kesuksesan atau keberhasilan dalam tim, atasan kita mengklaim karena dia. Namun kalau ada masalah atau kegagalan, dia kabur dan melemparkan begitu saja kepada anak buahnya. Yang paling parahnya adalah kalau dia melemparkan kesalahan yang dia perbuat ke bawahannya. Ibarat pepatah ketika makan nangka, dia yang makan buahnya, kita yang kena getahnya.

Hal pernah dialami oleh seorang karyawan perusahaan FMCG di bilangan Jakarta. Sebutlah Wati Kakak Budi. Pada suatu hari, dia mendiskusikan isi kontrak kerja sama dengan atasannya.
"Saya setuju dengan isi kontraknya." Kata atasannya."Udah, tanda tangani saja."Imbuhnya.
"Enggak apa - apa Bu saya yang tanda tangan?"Tanya Wati Kakak Budi.
"Enggak apa - apa."Jawab atasannya.

Sebelum kontrak yang sudah ditandatangani dikirim ke pihak ke-2, sang Direktur sempat membaca isi kontrak tersebut. Kebetulan Bapak Direktur pernah bekerja di perusahaan - perusahaan besar multi national company baik barat maupun Jepang.
Begitu membaca isinya mukanya merah. Apalagi ketika kontrak tersebut sudah ditandatangani dan siap dikirim. Dia marah besar. Ternyata kalau isi kontrak itu dijalankan akan memberikan kerugian yang cukup besar di kemudian hari.

Dipanggilnya Wati Kaka Budi untuk mempertanggungjawabkannya. Dengan polosnya Wati menjawab kalau kontrak itu sudah disetujui oleh atasannya langsung. Dan atasan langsunya juga yang minta dia menandatangani kontrak tersebut.

Atasannya Wati, sang manager dipanggil juga untuk menghadapi.
"Mengapa Kamu menyetujui dan meminta Wati untuk tanda tangan kontrak ini?" Tanya direktur."Kamu tahu isinya sangat tidak menguntungkan perusahaan."
"Mmm. saya tidak menyuruh Wati untuk tanda tangan."Jawab sang manager. Jawaban ini mengejutkan Wati. Dia tidak menyangka atasannya tidak mengakuinya.
Wati langsung membantahnya. Dia menandatangani karena diminta sang atasannya. Namun atasannya tetap bersikukuh tidak pernah menyuruhnya untuk menandatangani.

Wati terdiam. Dia berada dalam waktu dan situasi yang salah. Dia pasrah saja. Pak Direktur langsung memarahi habis - habisannya. Waktu terasa lama di dalam ruangan itu, dan tak terasa ada cairan bening mengalir dari matanya.

Benar - benar keterlaluan, makan nangka, dia yang makan buahnya, kita yang kena getahnya.

Friday, March 7, 2014

5 Alasan Berbeda Karyawan Bertahan di Pekerjaan

Apa yang membuat karyawan betah di tempat kerja


 photo alasankaryawanbertahanditempatkerja.jpg
Gambar. Alasan yang membuat karyawan betah di tempat kerja

Pada postingan sebelumnya saya menjelaskan alasan - alasan karyawan bertahan di pekerjaannya. Ternyata selain 9 alasan tersebut masih ada alasan - alasan lain yang membuat seorang karyawan bertahan di tempat kerja atau pekerjaannya sekarang.

Kalau dari alasan - alasan yang akan saya paparkan, alasan ini lebih bersifat internal; dari dalam diri si karyawan.

Mari kita bahas satu demi satu alasan karyawan tidak mau meninggalkan tempat kerja.
1. Safety player
Alasan pertama adalah safety player; pemain yang aman. Maksudnya adalah sang karyawan tidak mau mengambil resiko yang terlalu besar. Sang karyawan sudah merasa aman dengan pekerjaannya sekarang, walau pun lowongan pekerjaan banyak tersedia di media koran atau situs lowongan pekerjaan. Hal ini biasanya disebabkan oleh karyawan yang telah menjadi kepala keluarga. Dengan beban yang harus ditanggungnya, baginya kehati - hatian jadi penting. Hanya tawaran gaji atau fasilitas yang lebih tinggi, membuat karyawan melepas pekerjaan dan belum tentu mendapatkan pekerjaan yang baru.

2. Tidak berani gambling
Alasan kedua adalah tidak berani gambling; berspekulasi. Pekerjaan yang baru bagi karyawan adalah sesuatu yang belum jelas. Bisa jadi gaji atau fasilitas lebih tinggi, namun bagaimana dengan beban kerjanya? Bagaimana dengan lingkungan kerjanya? Bagaimana dengan calon atasan di tempat kerja yang baru?
Sangat beruntung kalau mendapatkan yang baik - baik; yang bagus - bagus. Bagaimana kalau tidak?

3. Malas beradaptasi
Alasan ketiga adalah malas beradaptasi. Pekerjaan baru adalah berarti lingkungan kerja baru, teman - teman kerja baru, atasan baru dan semua hal - hal yang baru. Dimana hal ini belum tentu sama dengan pekerjaan kita sekarang. Kita butuh adaptasi lagi; butuh penyesuaian yang butuh waktu.

4. Ketakutan akan menemukan hal yang sama
Alasan keempat adalah ketakutan akan menemukan hal yang sama. Pekerjaan baru bisa jadi akan bertemu dengan hal - hal yang sama yang pernah kita alami di tempat sebelumnya. Takut mempunyai atasan yang galak, takut lingkungan kerja yang tidak mendukung kinerja dan hal - hal yang tidak mengenakkan lainnya.

5. Belum ada pengganti
Alasan kelima adalah belum ada pengganti. Saya fikir ini adalah alasan yang paling sesuai dengan saya dan mungkin kebanyakan karyawan lainnya. Selama ini kita sudah mencari - cari lowongan pekerjaan, membuat surat lamaran pekerjaan dan mengirimkan ke sana - kemari namun belum ada panggilan. Jangankan untuk diterima, kesempatan wawancara saja tidak ada. Karena kebutuhan hidup terus naik, mau tidak mau kita bertahan di tempat kerja sekarang.

Dari 5 alasan ini mana, yang paling sesuai dengan rekan - rekan rasakan? Ada yang lain?

Comments system

Disqus Shortname