Thursday, August 27, 2015

6 Cara Bagaimana Untuk Memujudkan Karir

Cara Mewujudkan Karir

Apakah pekerjaan kita sekarang tidak sesuai dengan passion kita? Kalau iya, inilah cara memperbaikinya sekarang.

Jika kita termasuk diantara mereka yang tidak bahagia dengan pekerjaan saat ini, atau setidaknya terkadang memiliki perasaan yang mengganggu bahwa pekerjaan kita dan diri kita sendiri tidak selaras, bagaimana kita bisa keluar dan menemukan karir yang berarti? Apa yang dibutuhkan untuk mengatasi rasa takut akan perubahan dan bernegosiasi dengan pilihan-pilihan yang membingungkan, terutama dalam masa sulit ekonomi? Berikut adalah enam kebijaksanaan penting yang diambil dari para ahli di bidangnya.

1. Kebingungan adalah normal

Pertama, menghibur diri : Bingung memilih karir adalah hal yang normal dan benar-benar dapat dimengerti. Pada periode pra-industri, ada sekitar 30 transaksi standar – kita mungkin memutuskan untuk menjadi pandai besi atau tukang pembuat tong – tapi hari ini, situs karir memiliki lebih dari 12.000 pekerjaan yang berbeda. Hasilnya? Kita bisa jadi begitu cemas membuat pilihan yang salah, dan akhirnya menjadi tidak ada pilihan sama sekali sehingga tetap tinggal pada pekerjaan lama kita. Psikolog Barry Schwartz menyebutnya "paradoks pilihan": Terlalu banyak pilihan dapat menyebabkan kelumpuhan keputusan, dan kita seperti kelinci tertangkap di lampu.

Manusia cenderung membesar-besarkan segala sesuatu yang mungkin saja salah – atau, seperti psikolog pemenang hadiah Nobel Daniel Kahneman mengatakan, "Kami benci kalah dua kali lipat dari kami menyukai kemenangan," apakah itu di meja kasino atau ketika membuat pilihan karir. Jadi otak kita tidak dirancang untuk berani mengubah profesi. Kita perlu menyadari bahwa kebingungan itu alami dan bersiap-siap untuk bergerak melampauinya.

2. Hati-hati dengan tes kepribadian

Banyak orang yang tertarik dengan tes kepribadian, yang mengklaim dapat menilai karakter kita dan kemudian mencocokkan kita dengan sebuah karier. Ini adalah ide yang meyakinkan, tetapi bukti manfaatnya lemah. Contohnya Myers-Briggs Type Indicator, tes psikometri yang paling populer di dunia, yang menempatkan kita di salah satu dari enam belas tipe kepribadian. Meskipun kemudian secara serentak, Myers-Briggs telah banyak dikritik oleh psikolog profesional selama lebih dari tiga dekade, alasannya adalah karena kurang dapat dipercaya.  Cobalah mengulang tes tersebut setelah lima minggu kemudian, ada sekitar 50 persen kemungkinan kita akan ditempatkan dalam kategori kepribadian yang berbeda dari hasil pertama kalinya.

Selanjutnya, menurut psikolog Marshall University David Pittenger, "tidak ada bukti yang menunjukkan hubungan positif antara tipe kepribadian [seseorang yang dimaksud Myers-Briggs] dengan keberhasilan dalam suatu pekerjaan ... juga tidak ada data yang menunjukkan bahwa tipe tertentu lebih puas dalam suatu jenis pekerjaan daripada tipe yang lain. Dia menyarankan “berhati-hatilah dalam penerapannya sebagai sarana konsultasi” Jadi jangan biarkan seorangpun mengatakan pada kita apa yang kita bisa dan tidak bisa berdasarkan kepribadian.

3. Tujuannya adalah ahli dalam banyak bidang, bukan ahli dalam bidang tertentu

Selama lebih dari satu abad, budaya Barat telah mengatakan kepada kita bahwa cara terbaik untuk menggunakan bakat dan menjadi sukses adalah menjadi ahli dan berprestasi - seorang ahli dalam bidang yang sempit, seperti akuntan pajak perusahaan atau ahli anestesi.

Tapi banyak orang merasa bahwa pendekatan ini gagal untuk mengembangkan banyak sisi dari kemampuan mereka. Bagi mereka, lebih masuk akal untuk menerima gagasan menjadi "ahli dalam banyak bidang" daripada “ahli dalam bidang tertentu”. Mengambil inspirasi dari Renaissance generalis seperti Leonardo da Vinci, yang akan melukis satu hari, kemudian melakukan beberapa pekerjaan teknik mesin, diikuti oleh beberapa eksperimen anatomi pada akhir pekan.

Saat ini, hal itu disebut sebagai “portfolio pekerja” – melakukan beberapa pekerjaan sekaligus secara bersamaan, tidak jarang pekerjaan freelance. Ahli manajemen Charles Handy mengatakan ini bukan hanya cara yang baik untuk menyebarkan resiko dalam pasar kerja yang tidak aman, tetapi merupakan kesempatan luar biasa yang dimungkinkan oleh munculnya peluang untuk kerja fleksibel: "Untuk pertama kalinya dalam pengalaman hidup manusia, kita memiliki kesempatan membentuk pekerjaan kita sesuai dengan cara kita hidup bukan hidup kita yang menyesuaikan pekerjaan kita. Kita akan menjadi gila apabila kehilangan kesempatan itu."
Tanyakan ini pada diri kita: Apa yang akan menjadi ahli dalam segala bidang termasuk untuk saya?

4. Temukan dimana kemampuan dan bakatmu bertemu

Nasihat paling bijaksana dari penasihat karir 2500 tahun yang lalu, adalah ketika Aristoteles menyatakan “Dimana kebutuhan dunia dan bakatmu bertemu, disitulah panggilan jiwamu”. Dan dia pasti akan mendukung temuan penelitian kontemporer yang menunjukkan bahwa banyak orang mengejar uang dan status meski tidak merasa puas: The Mercer Global Engagement Scale menempatkan “gaji pokok” pada no. 7 dari 12 faktor perkiraan kepuasan kerja.

Alternatif terbaik, kata Howard Gardner dari Harvard, dalam menemukan karir yang etis, berfokus pada kemampuan dan masalah yang penting bagi kita, yang juga memungkinkan kita untuk melakukan apa yang terbaik disitu. Hal ini mungkin terdengar seperti sebuah kemewahan ketika ada lini panjang di pusat pekerjaan. Tapi mempertimbangkan bahwa di 34 negara dari Organization for Economic Co-Operation and Development, sektor usaha sosial (di mana organisasi berupaya tidak hanya untuk membuat keuntungan tetapi juga meningkatkan kondisi sosial dan lingkungan) tumbuh 250% lebih cepat dari sisa ekonomi.

Jadi bayangkan diri kita dalam tiga alam semesta paralel, dimana pada masing-masingnya kita dapat menghabiskan tahun depan dengan mencoba pekerjaan yang mana bakat kita memenuhi kebutuhan dunia. Apa tiga pekerjaan yang membuat kita bersemangat untuk mencoba?

5. Bertindak pertama-tama, refleksikan kemudian

Kesalahan terbesar orang-orang saat mengubah karir adalah mengikuti cara tradisional “merencanakan kemudian menerapkan”. kita menyusun daftar kekuatan pribadi, kelemahan dan ambisi, kemudian menyesuaikan profil kita untuk profesi tertentu; pada saat itu kita mulai mengirimkan lamaran kerja. Tetapi masalahnya, hal ini biasanya tidak berhasil. kita bisa jadi menemukan pekerjaan baru, meskipun sesuai yang kita harapkan, hal tersebut tidak mungkin memuaskan.

Kita perlu mengubah cara ini. Laura van Bouchout memberi dirinya hadiah ulang tahun ke-30 dengan menghabiskan satu tahun mencoba tiga puluh pekerjaan yang berbeda – semacam "cuti radikal". Dia adalah manajer sebuah hotel, kemudian juga Anggota Parlemen Eropa. Pada akhirnya dia menemukan bahwa bekerja dalam bidang iklan itu tiba-tiba membuat dia bersemangat.

Tetapi jangan kemudian berpikir, bahwa kita akan segera mengundurkan diri pada senin pagi untuk mencoba hal ini. Sebaliknya, kita bisa mengejar “proyek sampingan” – ini yang Herminia Ibarra, ahli perilaku organisasi menyebutnya “tugas sementara” disamping pekerjaan kita sekarang. Kecewa dengan pekerjaan di bank? Cobalah mengajar yoga atau melakukan pekerjaan desain web freelance pada akhir pekan. Percobaan kecil seperti itu dapat memberimu keberanian untuk membuat perubahan besar.

Tantang diri kita: Apa proyek sampingan pertama yang akan kita kerjakan? Dan apa langkah pertama yang akan kita ambil untuk mewujudkannya?

6. Temukan sedikit kegilaan

Mengubah karir merupakan prospek yang menakutkan: dari mereka yang ingin meninggalkan pekerjaan, sekitar setengahnya terlalu takut untuk mengambil resiko. Tetapi pada akhirnya, tidak bisa memungkiri fakta bahwa itu resiko. Mungkin itulah sebabnya hampir semua budaya mengakui bahwa untuk tinggal dalam kehidupan yang bersemangat dan penuh arti, kita perlu mengambil beberapa peluang – atau kalau tidak, kita akan menyesalinya.

"Carpe diem," saran penyair Romawi Horace: Rebut hari ini sebelum terlambat. "Jika tidak sekarang, kapan lagi?" kata rabbi Hillel the Elder. Secara pribadi, saya suka cara Zorba Yunani katakan: "Seorang pria membutuhkan sedikit kegilaan, kalau tidak, dia tidak akan pernah berani untuk memotong tali dan menjadi bebas."

Hanya dengan memperlakukan kehidupan pekerjaan kita sebagai sebuah eksperimen yang sedang berlangsung, kita akan menemukan pekerjaan yang cukup besar untuk semangat kita.

sumber gambar : Texas A&M University

No comments:

Post a Comment

Wahai Karyawan Seluruh Dunia, Berkomentar-lah!

Comments system

Disqus Shortname