Monday, April 28, 2014

Balada Karyawan #6 Saya Memang Manager, Tapi...

Saya Seorang Manager

Setiap ada yang bertanya, " Kamu sudah manager ya?"
Saya hampir selalu menjawab : "Belum. Baru staff." Padahal posisi sekarang saya sudah menjadi seorang manager.

Saya malas menjawab "YA" karena akan ada pertanyaan - pertanyaan yang menurut saya tidak perlu.
"Ya. Saya sudah jadi manager."
"Wah hebat dong. Kalau manager dah punya mobil, dong." Ini pertanyaan turunan pertama.
"Naik mobil apa?" Ini pertanyaan turunan kedua.

"Wah kalau manager, gajiny gede dong." Pertanyaannya turunan ketiga.
"Gajinya di atas 20 juta ya?" Pertanyaan turunan keempat. Dan akan diikuti oleh banyaknya pertanyaan - pertanyaan turunan berikutnya.

Bagi saya manager itu hanyalah sebutan saja. Tidak lebih. Saya memang telah menjadi manager, namun kondisi saya sekarang jauh sekali dari persepsi kebanyakan orang tentang manager.

Kondisi saya sekarang adalah dengan menjawab pertanyaan - pertanyaan di atas.
"Sudah punya mobil, dong?"
Jawab saya : "Belum. Saya masih setia dengan motor dan kendaraan umum."
"Naik mobil apa?"
Jawab saya : "Kan sudah saya bilang, eh saya naik angkot."

"Gajinya gede dong?"
Jawab saya : " Tergantung. Menurut saya sih ya begitu..."
"Gajinya di atas 20 juta ya?"
Jawab saya : "Tidak. Gaji saya masih kalah jauh dibandingkan fresh graduate oil company."

Kalau mereka mendengarkan jawaban - jawaban saya. Pasti akan bertanya :
"Yang benar?"
Jawab saya : "Iya. Buat apa saya bohong. Itu dosa."
"Menyedihkan ya?"
Jawab saya : "................................."

Wednesday, April 23, 2014

8 Tips Bagaimana Menjadi Karyawan Yang Sukses

Karyawan yang Sukses
Selama bekerja saya sering bertanya :
- Apakah saya termasuk karyawan yang sukses atau tidak?
- Apakah saya karyawan yang akan dipertahankan terus oleh perusahaan atau tidak?
- Apakah saya karyawan yang mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan?
- Apakah saya karyawan yang mendapatkan kenaikan gaji? Atau sebaliknya? Mungkin kalau ini hanya Tuhan dan atasan yang tahu.

Berdasarkan pengalaman, apa yang dibaca dan informasi dari teman - teman sekerja, untuk menjadi karyawan yang sukses harus memiliki hal - hal di bawah ini :

1. Disiplin.
Datang tepat waktu. Mengenyelesaikan tugas sesuai dengan waktunya.

2. Setia kepada perusahaan.
Sepertinya membina sebuah hubungan, maka hubungan yang dibangun harus saling setia. Begitu juga di tempat kerja. Perusahaan menyukai karyawan yang setia yang menghabiskan hidupnya untuk berkarir di perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan tidak merasa khawatir ditinggalkan oleh orang - orang terbaiknya.

3. Mempunyai banyak kemampuan.
Atasan atau perusahaan menyukai karyawan yang memiliki banyak kemampuan. Sehingga satu orang bisa menyelesaikan banyak pekerjaan. Buat perusahaan ini aset yang sangat berharga.

Oleh karena itu sebagai karyawan, kita jangan berhenti belajar. Pelajari hal - hal baru sehingga ketika kesempatan datang untuk promosi, kita bisa menjadi pilihan utama. Belajar itu tidak hanya waktu kita sekolah, ketika kita bekerja juga harus belajar. Bedanya waktu sekolah kita bayar, ketika bekerja kita dibayar :)

4. Bekerja maksimal.
Buatlah atasan kita menyukai kita. Caranya adalah ketika diberikan pekerjaan atau tugas, kerjakan sebaik - baiknya; semaksimal mungkin. Ibaratnya atasan minta A, kita memberikan A plus - plus.

5. Memberikan kontribusi positif ke perusahaan.
Setiap karyawan pasti memberikan kontribusi. Namun ada yang positif dan ada yang negatif. Yang positif adalah yang mampu meningkatkan kemajuan perusahaan : produktivitas meningkat, tingkat reject product yang rendah dan lain - lain.

6. Mampu bekerja dengan rekan - rekan yang lain.
Tidak semua orang bisa bekerja dengan pihak lain dari latar belakang yang berbeda. Kalau ini terjadi maka biasanya yang terjadi adalah penurunan kinerja perusahaan karena harus membereskan hal - hal yang diakibatkan oleh ketidakmampuan bekerja sama dengan rekan - rekan yang lain.

7. Menciptakan suasana yang kondusif.
Yang ini masih berkaitan dengan nomor 6. Suasana kondusif tercipta maka semua orang yang ada bisa nyaman bekerja dan menghasilkan kontribusi yang positif.

8. Tidak menjilat
Tidak semua atasan suka dijilat. Apalagi atasan yang baik. Maka jauhkanlah sejauh - jauhnya dari hal ini.

Kalau kedelapan tips ini bisa kita jalankan sungguh - sungguh, Insya Alloh kita bisa menjadi karyawan yang sukses. Sehingga mudah mendapat promosi dan menjadi boss juga. Dan kalau ada tips yang belum saya cantumkan silahkan ditambahkan.





Sunday, April 20, 2014

Balada Karyawan #5 Jadi Sebenarnya Yang Salah Siapa Nih?

Setiap minggu selalu diadakan meeting mingguan dengan atasan saya. Isinya adalah untuk membahas kinerja selama seminggu ke belakang, penyelesaian masalah yang ada dan rencana - rencana ke mau dikerjakan.

Untuk memudahkan meeting hari jum'at sebelumnya kami mengirimkan laporan mingguan untuk dibaca oleh atasan saya. Sehingga ketika bertatap muka, tinggal pada inti - inti permasalahannya saja. Sehingga meeting bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

Membuat laporan untuk atasan merupakan seni tersendiri. Kita harus membuat laporan yang menarik karena seperti yang kita maklumi atasan adalah sosok mahluk yang sangat sibuk sekali.

Mengenai bentuk laporan untuk atasan saya mempunyai pengalaman tersendiri.

Pekan pertama
Atasan : Seperti laporan kualitas produk X, belum dimasukkan ya?
Saya    : Maaf, Pak. Iya saya lupa.

Pekan kedua
Atasan : Kok Kamu belum membahas masalah produk Y?
Saya    : Sudah Pak. Sudah ada di laporan yang saya kirim.
Atasan : Ohh...gitu? Coba kamu buat judul laporannya ditebalkan untuk yang masalah - masalah.
Saya    : Baik Pak.

Pekan ketiga
Atasan : Kok, saya tidak melihat bahasan masalah produk Z?
Saya    : Sudah saya masukkan ke dalam laporan. Judulnya sudah dibuat tebal seperti permintaan Bapak.
Atasan : Hmmmm....kalau begitu, judulnya dibuat miring.
Saya    : ???

Beginilah pengalaman saya dalam membuat laporan ke atasan Bagaimana dengan Anda?

Thursday, April 17, 2014

Balada Karyaan #4 Saya Ditegur Atasan Karena Tidak Loyal Ke Perusahaan

Sebagai karyawan, sejujurnya ingin sekali bekerja tidak pindah - pindah tempat. Selain malas untuk adaptasi dengan rekan kerja baru, atasan dan lingkungan yang baru. Apalagi belum tentu mudah mendapatkan pekerjaan itu sendiri.

Namun, karena faktor kebutuhan hidup yang semakin tinggi, anak dan istri yang perlu dinafkahi, maka kesetiaan itu pun ada batasnya. Mulailah hati ini untuk melihat - lihat lowongan pekerjaan baru di tempat lain.

Di satu sisi, atasan tidak ingin kehilangan karyawan terbaiknya. Bukan mau menyombongkan diri, biar jelek - jelek begini saya termasuk karyawan baik di mata atasan saya.

Suatu hari saya diajak bicara oleh atasan saya.
Atasan : Kamu mau lama bekerja di sini kan?
Saya    : Kalau ada yang lebih baik, saya mau pindah. (dengan santainya saya menjawab seperti itu)
Atasan : Wah, enggak bisa tuh. (ternyata atasan saya jadi emosi).
Saya    : Ya bisa saja Pak.
Atasan : Terus pekerjaan Kamu, bagaimana?
Saya    : Saya akan minta satu bulan dari perusahaan baru untuk menyelesaikan pekerjaan di sini.
Atasan : Wah, wah enggak bisa tuh (semakin naik. Untung tidak dipecat)
Saya    : ????

Heran, atasan saya kan bukan Tuhan. Dia kan tidak bisa menjamin 100% bahwa ada pekerjaan untuk saya di sini. Seharusnya dia berfikir kenapa saya berani menjawab seperti itu. Bukannya emosi. Setuju tidak?

Balada Karyawan #3 Saran Atasanku Yang Baik

Boleh dibilang atasan saya, orangnya baik dan perhatian. Di luar masalah pekerjaan, dia suka menanyakan kondisi saya dan keluarga saya, termasuk pendidikan anak - anak saya. Dan tak lupa, sebagai atasan yang baik dia memberikan saran - saran yang baik dalam tanda kutip. Mengapa saya beri tanda kutip? karena  saran - saran itu sangat sulit untuk diterapkan.

Di bawah ini adalah saran - saran dia.
1. Cari rumah yang bagus.
Ketika saya belum punya rumah dia memberikan saran sebagai berikut : kalau cari rumah yang benar. Jangan seperti rumah mertua saya. kena gempa sedikit, strukturnya bergeser. Biaya perbaikannya sama besarnya dengan membeli rumah baru.
Waktu boss bilang seperti itu saya hanya tertawa getir namun hati menjerit : Ya Tuhan, apakah bossku ini tidak tahu rumah yang kualitasnya paling jelek pun, Rumah Sangat Sederhan Sekali pun saya tidak mampu membelinya. Apalagi yang disarankan.

2. Tabungan pendidikan.
Saya punya anak dan belum sekolah. Dia menyarankan saya untuk menyiapkan biaya pendidikan sedini mungkin : Kalau bisa kamu buka tabungan pendidikan. Sisihkan uang untuk biaya pendidikan kamu. Sekali lagi saya hanya senyum getir dan hati menjerit. Ya Tuhan, dia tidak tahu bahwa kami sudah berhemat untuk memenuhi kebutuhan rutin kami. Kami sudah tahu bahwa pendidikan anak - anak itu penting dan menyiapkan biayanya juga penting. Tapi dari mana uangnya? He he he.

3. Sekolah untuk anak - anak
Saat ini saya sedang bingung memilih sekolah yang sesuai untuk anak - anak saya. Dia menyarankan saya untuk memasukkan sekolah di mana anak - anaknya bersekolah. Iseng - iseng buka internet nanya Mbak Google. Ya Tuhan, biaya sekolahnya mahal sekali. Uang pangkalnya hampir 20 juta. Setiap tahun ada uang pendaftaran 3 juta. SPP-nya mahal juga. Itu baru biaya sekolahnya. Belum biaya sosialnya. Bayangkan untuk jalan - jalannya untuk mengisi liburannya ke Turki. Ha ha ha. Ampun ampun saya tidak sanggup. Kalau dituruti bisa - bisa gaji saya habis hanya untuk itu.

Tapi, walau pun begitu atasan adalah atasan yang baik. Tapi, boss lihat - lihat dong kondisi saya he he he.

Monday, April 14, 2014

3 Ungkapan Populer di Tempat Kerja

Setiap karyawan pasti punya masa - masa indah di tempat kerjanya. Baik itu beban kerja, kesejahteraan karyawan, penghasilan karyawan, atasan dan lain sebagainya.

Untuk menyikapi masa - masa indah dalam bekerja tersebut, biasanya diungkapkan dengan ungkapan bahasa.  Misalnya mengharapkan naik gaji seperti pungguk merindukan bulan, buruk kinerja cermin perusahaan yang dibelah dan lain sebagainya.

Pada postingan kali ini kami mau membagi, ungkapan populer di tempat kerja.
1. Atasan selalu benar.
Mungkin kita semua sudah pernah mendengar mengenai ungkapan ini. Pertama atasan tidak pernah salah. Kedua, kalau salah lihat aturan pertama. Sebagai contoh, kami pernah membaca dalam sebuah komentar seorang karyawan. Suatu hari dia diminta menyelesaikan tugas A. Sang karyawan menjawab bahwa dia sedang mengerjakan tugas B. Langsung sang atasan bilang, tinggalkan tugas B. kerjakan tugas A. Ketika besoknya, sang atasan marah - marah sambil menanyakan mengapa tugas A belum selesai? Kalau sudah begini kita maklum, atasan selalu benar.


2. Over work under paid.
Ungkapan kedua adalah over work under paid. Kerja berlebih tapi dibayar rendah. Terkadang kita sudah merasa bahwa gaji kita terlalu kecil untuk pekerjaan yang sudah dilakukan. Baik itu beban pekerjaan maupun jenis pekerjaan.
Ada karyawan yang lemburnya tidak dibayar, atau ada asisten manager yang sering kelimpahan tugas atasannya. Si atasan akan melimpahkan pekerjaannya kalau dia tidak bisa menyelesaikan tugasnya, karena jam pulang sudah berbunyi. Atasan bisa pulang on time; teng - go si asisten manager harus lembur sampai malam.
Namun hal ini benar karena atasan bukan Tuhan. Tuhan memberi ujian cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Atasan memberikan beban pekerjaan di luar gaji yang diterima.

3. Citra perusahaan menarik karyawan, Atasan membuat karyawan keluar.
Seorang calon karyawan ketika pertama kali memasukkan lamaran kerja, boleh dibilang yang mula - mula dikirimkan adalah perusahaan - perusahaan yang sudah dikenal dengan baik atau familiar di telinga.

Namun ketika bekerja, terkadang kita dianugerahi atasan yang tidak menyenangkan sehingga akhirnya memutuskan keluar. Padahal perusahaan menyediakan fasilitas dan gaji yang lumayan. Jadi ada yang bilang bahwa kalau banyak karyawan yang keluar, yang pertama - tama harus diperiksa adalah atasannya.

Jadi inilah ungkapan - ungkapan yang populer di tempat kerja. Bisa jadi masih ada lagi, dan kami dengan senang hati menerimanya. Mudah - mudahan kita mempunyai atasan dan tempat kerja yang mendukung kita. Amiin. Bagaimana dengan Anda?

Monday, April 7, 2014

Balada Karyawan #2 Saya Bukan Boss

Sering kali, beberapa teman memanggil saya dengan sebutan boss."Apa kabar boss?" Dan biasanya secara otomatis saya tersenyum dan hanya mengaminkan. Mudah - mudahan bisa jadi boss sungguhan.

Memang posisi saya sekarang di tempat kerja adalah seorang kepala bagian. Namun masih jauh dari embel - embel boss.

Pernah seorang teman kuliah datang berkunjung ke tempat kerja."Lu, ke sini naik apa?" Teman saya ingin mengetahui naik apa saya berangkat kerja.
"Gua, naik ojek." Jawab saya datar. Teman saya langsung terdiam.
"Hmmmm.... gua juga suka naik ojek. Kadang - kadang ke tempat kerja." Kata - katanya lebih bersifat penghiburan dibandingkan sebuah fakta.

"Tenang, di tempat gua juga banyak orang pindahan Unilever kok." Dia terus menghibur. Maksudnya bahwa kerja di Unilever belum tentu menyenangkan juga.
Saya hanya terdiam. Saya mengalihkan pembicaraan ke yang lain karena ada boss datang ke kami berdua. Jangan sampai ketahuan he he he.

Orang memanggil saya boss, karena mereka terlalu positive thinking. Mungkin dikaitkan dengan kondisi perusahaan kami yang sedang growth - growth-nya. Setiap hari iklan dan nama brand kami terpampang hampir di semua acara di semua saluran televisi.

Kalau saya sebutkan nama perusahaan dan merek kami, pasti kalian akan berfikiran yang sama. Namun, inilah saya. Seorang kepala bagian yang kalian sendiri tidak akan percaya kalau tidak sendiri. Tapi tidak apa - apa. Saya sudah bisa berdamai dengan diri sendiri. Dalam hati ini selalu ditekankan bahwa mungkin kemampuan saya memang layak dibayar segini; rejeki tidak hanya berasal dari gaji dan lain - lain. Saya tidak ingin kondisi saya sekarang membuat saya menyalahkan Tuhan, seseorang, keadaan dan apa saja. Bagi saya ya sudah nikmati saja semua. Mudah - mudahan ada jalan keluar bagi saya dan keluarga saya.

Saya sudah tidak marah. Cuma kadang - kadang saya suka merasa sedih dengan kondisi saya ini. Tetapi sejujurnya saya sudah tidak marah lagi. Seperti halnya ketika mau ketemu teman - teman SMA, ketika saya menelpon alamatnya dia bertanya. "Lu ke sini naik motor apa naik mobil?" Tanyanya.
Saya dengan datar menjawab, "Gua naik angkot."

Teman saya ini baik, dia berusaha menghibur saya."Tenanglah nanti kalau perusahaan Lu semakin besar, Lu juga bakalan naik."
Sejujurnya saya tidak tersinggung atas pertanyaannya dia. Saya sudah kebal. Dan teman saya tidak salah. Cuma kadang - kadang kalau tidak punya mobil, orang - orang suka memandang sebelah mata saya. Tapi tidak apa - apa.

Perusahaan saya sedang berbenah. Renovasi kantor dan pabrik dilakukan besar - besaran. Perluasan bangunan untuk peningkatan kapasitas produksi dilakukan. Ketika melihat master plan-nya, saya tertegun. Di sana ada tempat parkir yang cukup luas. Entah kenapa dalam fikiran saya, sepertinya saya tidak akan pernah punya mobil kalau terus - terusan bekerja di sini. Saya tidak bisa melupakan janji atasan saya dulu - dulu. Saya akan punya kendaraan di tahun kelima. Sekarang, saya hampir sembilan tahun bekerja, alhamdulillah baru punya motor. Tidak apa - apa, saya selalu berkeyakinan bahwa rejeki itu tidak hanya gaji, dan Tuhan Maha Kaya.

Rekan - rekan, doakan saya agar saya bisa pindah bekerja. Mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Mengembangkan diri lebih luas lagi,  Kesempatan karir yang lebih baik. Amin. Saya tidak ingin kalian bersediah, cukup doakan saya.

Wednesday, April 2, 2014

9 Cara Menjadi Atasan Yang Disukai Bawahan

Menjadi atasan yang disukai bawahan photo menjadiatasanyangdisukaibawahan.jpg Buat rekan - rekan yang baru saja diangkat atasan atau boss, saya ucapkan selamat ya. Tidak semua karyawan memperoleh kesempatan untuk dipromosikan menjadi atasan atau boss. Tentunya ketika menjadi atasan ingin menjadi atasan yang disukai oleh bawahan.

Pada postingan kali ini, akan dijelaskan bagaimana menjadi atasan yang disukai bawahan.

1. Percaya dengan Karyawan
Ketika menjadi atasan, bukan berarti bisa memata - matai gerak - gerik karyawan. Berilah kerpercayaan kepada bawahan. Karyawan kalau dicurigai terus, akan merasa tidak nyaman. Akibatnya bisa karyawan menjadi serba salah atau tidak menyukai atasan.

2. Berusaha untuk selalu ada
Ketika menjadi atasana, berusaha untuk selalu ada. Tidak seenakanya pergi atau keluar kantor. Kehadiran seorang atasan sangat berarti bagi bawahan. Kehadiran atasan (presence) sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karena karyawan merasa sama - sama dalam bekerja.

3. Bisa berteman dengan bawahan
Ketika menjadi atasan, jangan menjadi ada penghalang untuk berteman dengan bawahan. Karena berbeda posisi bukan berarti seorang atasan tidak bisa berteman dengan bawahan. Ketika seorang atasan bisa berteman dan akrab dengan bawahan, mampu meningkatkan komunikasi sehingga semua bisa terlaksana dan tujuan departemen atau perusahaan bisa dicapai dengan mudah.

4. Ucapkan terima kasih
Bawahan juga manusia. Ucapkanlah terima kasih setiap mereka melaksanakan tugas yang diberikan. Ketika ini dilakukan, maka karyawan merasa dihargai dan mereka pun semakin betah untuk bekerja.

5. Memberi masukan
Ketika seorang menjadi atasan, karena dia memiliki kelebihan dari yang lain. Lebih bertanggung jawab, lebih awal datang, lebih lama pulang dan lain - lain. Berilah masukan kepada karyawan mengenai kinerja mereka. Apalagi kalau mereka sedang menghadapi kesulitan ketika sedang menyelesaikan tugas - tugasnya. Sehingga sebagai atasan tidak hanya bisa menyuruh saja, tetapi juga bisa memberi masukan dan bantuan kepada karyawan.

6. Mengenal bawahan
Mengenal bawahan dengan baik adalah salah satu poin yang penting juga. Mengenal nama - nama dan karakter khas dari masing - masing mereka. Sehingga atasan bisa melakukan pendekatan yang berbeda kepada masing - masing karyawan. Ketika ini terjadi, karyawan merasa atasannya memahami dirinya. Sehingga mereka merasa senang, dan dengan sukarela untuk melaksanakan pekerjaannya.

7. Belajar
Ketika menjadi atasan, bukan berarti bisa enak - enak saja. Ketika ada masalah tinggal memanggil atau mendelegasikan kepada bawahannya. Ini tidak akan menimbulkan respek di antara karyawan. Sebagai atasan harus mau belajar lagi. Agar pengetahuan dan ketrampilan terus bertambah sehingga mampu memimpin karyawan dengan baik. Karyawan akan merasa senang dan bangga memiliki atasan seperti ini.

8. Siap menerima masukan
Menjadi atasan bukan berarti tidak bisa dikritik. Sekecil apa pun masukan dari karyawan dengarkanlah. Siapa tahu masukan ini memang tulus bukan untuk menjilat atasan.

9. Perbaiki penampilan
Terkahir perbaikilah penampilan. Penampilan di sini bukan berarti harus mewah dan mahal. Penampilan memang bukan segalanya, tetapi penampilan akan mempengaruhi penilain orang saat pertam kali bertemu. Apalagi, sebagai atasan mungkin Anda harus presentasi atau meeting klien. Penampilan yang buruk dapat merusak citra perusahaan.
Sebagai atasan, Anda juga harus memberi teladan kepada bawahan, termasuk dalam hal penampilan. Anda tentu tidak merasa senang, jika penampilan Anda berantakan, maka dengan memberi teladan akan memudahkan jika akan memberikan saran tentang hal ini kepadanya. Penampilan yang bersih, rapi dan wangi dapat membuat mereka menghormati Anda dan mencegah pembicaraan yang tidak mengenakkan  tentang penampilan Anda.

Mudah - mudahan tips cara menjadi atasan yang disukai bawahan sangat berguna dan rekan - rekan yang baru diangkat atau sudah menjadi atasa bisa menjadi atasan yang disukai bawahan.

Comments system

Disqus Shortname