Tuesday, June 30, 2015

Momen yang Tepat untuk Keluar dari Pekerjaan

Waktu yagn tepat untuk resign

Setiap orang yang akan pindah kerja, harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk resign. Walaupun pindah kerja memang merupakan suatu hal yang biasa dalam dunia profesional, tetapi kapan kita resign bisa menggambarkan siapa diri  kita yang sesungguhnya. Seperti kata pepatah, harimau mati meninggalkan belang; gajah mati meninggalkan gading dan orang resign meninggalkan citra. Tentu kita tidak ingin meninggalkan citra yang buruk di tempat kerja yang lama. Karena ini akan sangat berguna di kemudian hari jika kita mencari tempat kerja baru lagi. Sebagai saran ketika kinerja kita sedang bagus-bagusnya dalam perusahaan, ini menjadi saat yang tepat untuk kita resign atau mengundurkan diri. Citra terakhir yang akan kita miliki adalah sebagai karyawan yang sukses dan berjasa. Walaupun memang sebenarnya sangat sayang untuk meninggalkan pekerjaan ketika karir sedang bagus-bagusnya.

Hindari Resign Ketika Kinerja Sedang Buruk
Tidak jarang kebanyakan karyawan merasa kinerjanya sudah buruk kemudian memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja. Padahal sebenarnya hal ini harus dihindari. Justru kita akan meninggalkan citra yang buruk di perusahaan. Tentu kita tidak mau dinilai sebagai orang gagal untuk mengangkat perusahaan. Justru ketika kinerja sedang menurun, kita harus menunjukkan bahwa kita bisa kembali meningkat lagi. Masalahnya bukan hanya pada citra yang akan tertinggal di perusahaan, tetapi juga bisa berpengaruh kepada rasa percaya diri kita. Resign ketika kinerja anda buruk membuat diri merasa gagal dan tidak pantas untuk bertahan dalam perusahaan. Perasaan tersebut akan terus tertanam di dalam diri.

Momen saat kinerja sedang bagus bisa menjadi saat yang tepat untuk resign karena biasanya perusahaan akan berusaha untuk menawarkan beberapa hal untuk mempertahankan kita. Misalnya dengan menaikkan jabatan atau gaji. Perusahaan telah menganggap anda sebagai salah satu aset yang harus dipertahankan. Jika anda sudah meninggalkan sesuatu atau memberikan kontribusi yang berpengaruh untuk perusahaan juga menjadi saat yang tepat untuk resign. Setidaknya karya kita tersebut masih bisa dinikmati oleh perusahaan. Salah satu manfaat yang bisa kita rasakan dengan memberikan peninggalan untuk perusahaan adalah citra baik yang kita tinggalkan untuk perusahaan.

Berbicara soal moral memang terdengar klise, tetapi ada juga sebagian karyawan yang memutuskan untuk resign karena perusahaannya sudah mulai melenceng dalam menjalankan bisnisnya. Melenceng yang dimaksud disini berarti perusahaan sudah bertentangan dengan nilai-nilai moral dalam menjalankan usahanya. Sebagian orang mungkin tidak terlalu memperdulikan keadaan ini.Tidak masalah jika kita memilih untuk resign karena masalah ini. Langkah ini juga bisa menjadi tepat jika pada suatu hari perusahaan terjebak masalah karena hal ini. Lebih baik cari perusahaan yang lebih jujur dalam menjalankan usahanya. Walaupun mungkin keuntungan yang lebih besar kita dapatkan dalam perusahaan yang curang, tetapi setidaknya secara moral kita sudah lebih beruntung.

Resign Saat Mendapatkan Tawaran yang Lebih Baik 
Saat yang terbaik terakhir untuk melakukan resign adalah ketika kita mendapatkan tawaran yang lebih baik. Misalnya saja anda ditawari untuk bekerja di sebuah perusahaan yang lebih besar dengan gaji yang besar juga. Tetapi jangan terlalu kalap pula dalam memutuskan untuk resign. Pertimbangkan kembali semua kesempatan yang datang. Coba pikirkan keuntungan dan kerugian yang akan kita dapatkan. Perhatian pertama yang harus anda miliki dalam menghadapi sebuah tawaran adalah faktor pekerjaan. Pastikan bahwa tawaran tersebut memang sudah sesuai dengan kita.  Jangan sampai ketika sudah pindah, anda justru merasa tidak betah dan ingin bertahan di pekerjaan yang lama. Ketahuilah waktu yang tepat untuk resign demi kenyamanan anda sendiri.

sumber gambar : Quinn Dombrowski

Monday, June 29, 2015

Alasan Resign yang Luar Biasa Aneh Yang Pernah Ada

Alasan Resign yang Luar Biasa Aneh Yang Pernah Ada

Apa alasan yang kita sampaikan ke atasan ketika memutuskan akan resign atau mengundurkan diri? Alasan karyawan resign karena Menjadi pegawai negeri sipil, mendapatkan kesempatan karir yang lebih baik di tempat lain itu bisa dikatakan alasan yang biasa – biasa saja. Bagaimana dengan alasan resign yang luar biasa. Alasan – alasan resign ini banyak yang tidak masuk akal dan aneh menurut banyak pihak. Selain tidak umum, alasan – alasan ini sekilas terlihat seperti mengada – ada. Berikut ini adalah beberapa alasan resign yang aneh bin ajaib yang pernah diterima oleh perusahaan – perusahaan di Indonesia.

Resign Karena Hal Sepele
Banyak sekali alasan resign ke atasan yang tidak masuk di akal karena menyangkut hal – hal yang sepele. Seperti contohnya, ada suatu kasus resign yang aneh di sebuah bank ternama di Indonesia di daerah Jogja. Karyawan yang mengirimkan surat pengunduran dirinya ini tidak mempunya masalah apa pun dengan bank tampat dia bekerja. Di awal - awal surat berisi pembukaan yang pantas dan sopan. Namun ketika sampai pada bagaian alasan pengunduran dirinya, si penerima atau atasannya menjadi geli sendiri karena alasannya sangat sepele. Si pengirim, yang kebetulan wanita cantik, menyebutkan di dalam surat resign-nya bahwa dia memilih untuk resign karena salah seorang satpam di tempatnya bekerja melamar dan mengajaknya untuk menikah cepat.

Contoh lagi dari daerah Kalimantan Selatan yang mempunyai alasan resign yang lebih konyol lagi. Kejadian ini terjadi di sebuah pabrik yang ternama di sana. Salah seorang karyawannya yang menyatakan resign dengan alasan yang bisa dibilang cukup lucu.

Pabrik tersebut berlokasi di pinggir hutan lebat yang konon katanya sangat angker. Nah, si pengirim surat resign yang kebetulan bekerja sebagai operator mesin yang bekerja shift malam ini mempunyai alasan resign yang lucu. Di dalam surat pengunduran dirinya, dia menyebutkan bahwa pada waktu bekerja shift malam, dia merasa banyak diganggu oleh makhluk – makhluk gaib dari hutan dan takut akhirnya memutuskan untuk resign. Yang membuat lucu adalah di dalam suratnya dia menyebutkan “tidak digaji dan diberi pesangon tidak apa – apa yang penting saya mau mengundurkan diri”. Yang lebih lucu lagi, ternyata karyawan tersebut masih baru satu minggu bekerja di pabrik tersebut.

Contoh lagi dari Jawa Timur di daerah Bojonegoro yang mempunyai kasus alasan resign yang aneh bin ajaib. Kali ini si karyawan yang mengirim surat resign kepada atasannya memberikan argumen yang mendetil sehingga terlihat seperti alasan yang tepat untuk resign. Tetapi apa yang menjadi topik di sini sangatlah lucu dan bisa membuat tertawa siapapun yang membacanya. Di sini dia menyebutkan bahwa di dekat tempatnya bekerja tidak ada warung yang enak menurutnya. Dia juga menambahkan beberapa lembar yang isinya mirip ceramah tentang pentingnya menyediakan makanan enak untuk pegawainya. Karena menurutnya 90 persen semangat bekerja pegawainya tergantung pada makanan yang disediakan. Lembar yang sepertinya mirip lembar saran dan kritikan ini diakhiri dengan permintaan resign yang kemudian membuat atasannya geleng – geleng dan tertawa sendiri.

Contoh lain dari kota Bandung Jawa Barat, ada seorang karyaawan mengundurkan diri dari pekerjaannya karena setiap hari dia sudah dapat uang jajan dari pacarnya. Kalau sudah begitu mengapa harus kerja? Begitu alasannya. Benar – benar alasan yang di luar kebiasaan.

Buatlah Alasan yang Masuk Akal dan Terkesan Mendesak
Daripada membuat alasan yang aneh – aneh dan terlihat seperti bercanda, lebih baik kita membuat alasan yang lebih masuk akal dan mempunyai kesan mendesak sehingga pihak perusahaan tidak akan mencap kita sebagai orang yang tidak profeisional. Meskipun alasan kita resign mungkin sepele dan jujur, ada baiknya kita menuliskan alasan “fiktif” yang terkesan urgent dan mendesak daripada membuat alasan resign yang luar biasa ke atasan sehingga terkesan bercanda dan mengada – ada.

sumber gambar : pixabay

Thursday, June 25, 2015

Balada Karyawan #16 Atasan Yang Bikin Geleng Geleng Kepala

Hallo para karyawan sejati di mana pun Anda berada. Kali ini saya mau menceritakan salah satu boss saya.

Ada beberapa hal tindakannya yang bisa bikin geleng - geleng kepala. Namun apa boleh buat, karena dia boss saya ya kita ikut saja. Ditambah lagi dia adalah salah satu pemilik dari perusahaan dimana saya bekerja.  Sudah lengkaplah semuanya.

Sebagai informasi buat para karyawan sejati, saya bekerja di sebuah perusahaan keluarga. Bapak, ibu, anak dan menantu serta beberapa sanak saudaranya ikut bahu membahu menjalankan perusahaan ini.

Impulsif
Boss saya ini impulsif. Kalau di kepalanya terlintas sebuah ide yang menarik, maka dia bisa mengumpulkan kami semua secara mendadak untuk mendengarkan paparan dia mengenai ide tersebut. Dan ini bisa memakan waktu berjam - jam. Dan yang bikin geleng - geleng kepala, kadang - kadang idenya tidak bisa langsung dieksekusi. Bisa jadi karena susah dieksekusi atau karena hal - hal yang lain juga belum selesai untuk dieksekusi. Malah kadang - kadang bisa jauh dari apa yang kita kerjakan sekarang.

Pernah dalam sebuah meeting rutin bulanan dia masuk ke dalam forum. Bukannya membahas agenda meeting yang sudah disiapkan jauh - jauh hari, eh dia malah membawa topik yang berbeda. Dan maaf yang bikin kita kesal adalah gara - gara dia, waktu kita jadi tersita dan agenda yang sudah ada jadi berantakan. Meeting yang susah payah dipersiapkan menjadi tidak ada artinya karena tidak ada keputusan yang dihasilkan. Karena tindakannya pemimpin rapatnya kehilangan mood untuk melanjutkan rapat.

Menabrak aturan
Sebagai seorang atasan, hendaknya boss saya ini memberikan teladan dalam mentaati aturan - aturan perusahaan. Kadang - kadang ini malah sebaliknya. Misalnya : ketika Pak Direktur mewajibkan untuk membuat laporan, notabene adalah bapaknya, boss saya terang - terangan mengatakan ini, "Buat apa buat laporan, yang penting kerja saja." Pernyataan dia ini jelas membuat kita bingung. Yang satu menyuruh membuat laporan, eh yang satunya lagi melarangnya. Terus terang kami jadi bingung. Akhirnya kami ada yang buat laporan ada yang tidak.

Terlalu Menggampangkan
Yang dimaksud dengan menggampangkan di sini adalah kalau suatu kesalahan terjadi dia menggampangkan begitu saja. Misalnya ketika membuat sebuah bangunan baru. Bisa jadi dalam proses pembangunan bisa dua tiga kali dibongkar. Alasannya kurang sesuai dengan keinginan. "Saya kurang setuju sama bentuknya. Bongkar saja." Tidak peduli pondasi sudah dibuat dan sudah naik bata. Kalau harus dibongkar ya dibongkar.

Pernah mandornya mengungkapkan isi hatinya kepada saya. Mengeluhkan proses bongkar pasang padahal sebagian sudah jadi.
"Yang penting Bapak tetap digaji." Jawab saya.
"Iya Mas. Tapi sayang bahan - bahannya." Balas sang mandor.
Saya langsung terdiam.

Proses bongkar - bongkaran ini disebabkan oleh perencanaan yang kurang matang. Nah, perencanaan yang kurang matang ini juga karena sifat dia yang terlalu mengampangkann." Sudah ini mah gampang. Langsung saja dikerjakan," begitu katanya.

Dan kebiasaan menggampangnkannya ini merembet kemana - mana. Kalau sudah terjadi masalah kita jadi pusing untuk menanggulanginya. Untungnya boss saya ini mau bertanggung jawab kalau ada masalah. Tidak lempar batu sembunyi tangan.

Terkadang, saya suka bicara dalam hati bahwa boss saya ini bisa begini bisa begitu; mengelola dengan gayanya dia, karena dia bekerja di perusahaannya sendiri. Coba kalau bekerja di perusahaan orang lain belum tentu.

Dan kami sering berdoa, mudah - mudahan boss saya yang satu ini segera terbuka mata hatinya. Karena apa - apa yang dilakukannya ini bisa membahayakan kondisi perusahaan. Ya Tuhan kabulkanlah permohonan kami ini. Aamiin.

Ini boss saya, mana boss Kamu?

Saturday, June 20, 2015

Hentikan 18 Hal Ini Jika Anda Ingin Menjadi Atasan yang Lebih Baik

Hentikan 18 Hal Ini Jika Anda Ingin Menjadi Atasan yang Lebih Baik


Tentukan pada diri kita segera, apakah kita termasuk atasan yang baik atau tidak? Bagaimana caranya? Caranya cukup mudah. Kita hanya tinggal menelaah ke-18 tanda - tanda di bawah ini.

Ya, kalau kita menemukan tanda - tanda tersebut di diri kita, maka kita termasuk atasan yang buruk. Jika kita ingin menjadi atasan yang baik maka saran kami segera hentikan dan lakukan perbaikan!

Ke-18 tanda - tanda tersebut antara lain.

1. Merasa Tidak Pernah Salah Sama Sekali

Mengakui kesalahan kita akan meningkatkan keterlibatan bawahan dalam pekerjaan. Karena siapa pun bisa berbuat salah. Akui kesalahan kita sehingga setiap orang (termasuk kita dan tim) dapat belajar dari kesalahan ini.

2. Mengubar Janji

Kita sebagai atasan jangan gampang mengumbar janji - janji. Janji untuk memberikan promosi, janji kenaikan gaji, janji pemberian fasilitas dan lain - lain.

Percaya atau tidak, ini dapat diperbaiki dengan cepat. Mulailah melakukan coadhing dengan karyawan kita. Berikan masukan - masukan yang berarti mengenai performance mereka. Selaraskan target pribadi mereka dengan target perusahaan. Berikan kompensasi yang sesuai berdasarkan hasil performance dan kebijakan perusahaan.

3. Berharap Bawahan Harus Sama dengan Kita

Karyawan dipekerjakan dengan membawa nilai masing - masing ke dalam perusahaan. Percayalah akan kemampuan mereka dalam mencapai hasilnya, bahkan jika mereka melakukan berbeda dengan kita.

4. Kebiasaan Menjengkelkan Mengganggu Bawahan di Hari Libur Mereka

Kalau sekali dua kali mungkin sudah biasa. Bagaimana kalau ini sudah menjadi kebiasaan yang menjengkelkan bagi bawahan?

Biasakan untuk meminta laporan ringkas proyek  dari karyawan sebelum mereka mengambil cuti. Karyawan menghargai perusahaan yang telah memberikan  keseimbangan antara kehidupan dan kerja. Biarkan mereka menikmatinya.

5. Micro manager

Tanyakan dalam diri sendiri: Apakah kita terlalu terlibat dalam kegiatan hari ke hari bawahan kita? Fungsi kita adalah mendorong karyawan agar mereka melakukan sebaik - baiknya dan memastikan mereka mencapai hasil yang diharapkan. Bagaimana mereka melakukannya itu tidak selalu penting.

6. Tidak Mau Menerima Sudut Pandang Bawahan

Sebagai atasan, kita menset prioritas strategi tim kita. Akan tetapi tapi bukan berarti kita tidak mau mendengar pendapat dari bawahan. Tentu kita tidak ingin kehilangan inovasi, ide - ide yang bagus maupun informasi yang penting. Pastikan untuk mencari ide - ide dan opini dari yang lain, termasuk bawahan kita, dalam proses pengambilan keputusan.

7. Mempunyai Anak Emas

Mengistimewakan karyawan yang "mirip Anda" atau mudah diaturnya tidak membuat kita menjadi atasan yang baik. Jika kita berpikir beberapa karyawan Anda perlu mempertajam fokus mereka atau memperhatikan detail - beritahu mereka. Dan kerjakan pada rencana pengembangan untuk mengatasi masalah tersebut.

8. Memberikan Masukan yang Tidak Pada Tempatnya

Agar masukan menjadi efektif, sampaikanlah tepat waktu, spesifik dan jujur. Hal ini juga perlu mempertimbangkan dampak (positif atau negatif) dari bawahan. Berikan masukan secara teratur dan menghindari pernyataan tidak solid seperti, "Kerja yang bagus!"

9. Bersikap Pasif-Agresif atau Mengabaikan Bawahan

Daripada membiarkan isu atau masalah membesar, tangani sejak dini.
Atur waktu untuk berbicara secara pribadi dan harus jelas apa - apa yang mau dibicarakan. Fokus pada satu atau dua area yang perlu ditangani kemudian meminta masukan tentang cara untuk menanggulanginya.

10. Memonopoli Pusat Perhatian

Jangan pernah menganggap semua keberhasilan tim karena kita. Ada bawahan kita yang ikut berperan di dalam. Ada pelajaran sederhana yang bisa dipelajari di sini: Tidak ada "AKU" dalam tim.

11. Selalu Berubah Fikiran

Bawahan kita sudah memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan. Hal terakhir yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan adalah kurangnya arahan yang bisa jadi karena selalu berubah fikiran. Coba libatkan bawahan di dalam proses perencanaan untuk menetapkan arahan strategi sebelum pengeksekusian.

12. Cepat Menyalahkan Bawahan Tetapi Jarang Memuji

Ini adalah semua tentang akuntabilitas. Sebagai atasan, tugas kita untuk bertanggung jawab atas segala keberhasilan dan kesalahan mereka. Berikan pujian dan penghargaan seperti halnya mereka melakukan kesalahan.

13. Tidak Memberikan Bawahan Kesempatan Untuk Berkembang

Adakan pertemuan tatap muka dengan bawahan. Tanyakan kepada bawahan apa jenis pekerjaan yang mereka sukai dan berikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan pekerjaan yang belum pernah mereka kerjakan sebelumnya dan membantu mereka membangkun skill baru. Kemudian buat rencana pengembangan untuk menjembatani kesenjangan skill yang ada.


14. Mengabaikan Turunnya Motivasi Bawahan

Jika ada bawahan yang terlihat "menyeret dirinya" untuk bekerja (maksudnya harus bersusah payah untuk melakukan pekerjaan tidak seperti biasanya) dan tidak mempunyai motivasi, maka kita sebagai atasan harus segera menanggulanginya. Lakukan pertemuan tatap muka dan kemudian jelaskan hasil pengamatan kita (bahwa mereka sedang turun motivasinya). Kemudian dengarkan tanggapan mereka. Dari sini kita bisa memberi motivasi dan  membahas penyelesaian masalahnya.

15. Tidak Mendiskusikan Masa Depan Bawahan

Adakan pembicaraan dengan bawahan secara rutin mengenai target karir dan apa yang mereka butuhkan lakukan untuk mencapainya. Berikan gambaran besar mengenai training dan mentoring yang perusahaan tawarkan. Dan tentu saja, tawarkan dukungan materil dan non materil.

16. Mudah Melemparkan Kemarahan

Aura negatif yang kita bawa dapat menurunkan semangat bawahan kita. Usahakan untuk tetap kepala dingin ketika ada tekanan. Ambil nafas dalam - dalam. Perhatikan nada, ekspresi dan bahasa tubuh kita. Apakah terlihat seperti orang yang marah - marah? Kalau iya, maka ambil waktu sebentar untuk menenangkan diri sebelum memulai rapat atau percakapan dengan yang lain.

17. Mengganggap Bawahan Tidak Cukup Bekerja Keras

Adalah hal yang bagus mempunyai pengharapan yang besar terhadap bawahan dan mendorong mereka untuk mencapai target yang lebih tinggi. Namun kita harus memperhitungkan kendala waktu yang ada. Target harus realistis dan dapat dieksekus. Dan ketika ada proyek mendesak yang datang, sesuaikan prioritas fokus mereka.

18.Menjalankan Pekerjaan Dengan Ketakuatan Berlebihan


Apakah dunia benar-benar akan berakhir jika "ini" atau "itu" terjadi?
Mungkin tidak. Semakin percaya diri dan fokus kita, maka bawahan dan tim kita akan semakin percaya diri dan fokus.

Kalau dari ke 18 tanda - tanda atasan yang buruk, maka segera tangani dan mudah - mudahan kita menjadi atasan yang baik.

sumber gambar : https://pixabay.com

Sunday, June 14, 2015

8 Tips Cara Membuat Surat Lamaran Kerja

8 Tips Cara Membuat Surat Lamaran Kerja

Jangan sampai karena ketidaktahuan kita mengenai cara membuat surat lamaran kerja yang baik membuat kita tidak mendapatkan kesempatan untuk dipanggil untuk mengikuti tahapan wawancara kerja dari posisi yang kita lamar. Bisa jadi kita adalah orang yang mempunyai pendidikan dan pengalaman yang sesuai dengan persyaratan perusahaan yang kita lamar.

Di bawah ini adalah cara membuat surat lamaran kerja yang baik. Dalam membuat membuat surat lamaran harus memperhatikan hal - hal di bawah ini :

1. Tulis dalam bahasa yang diminta

Surat lamaran ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan informasi di lowongan kerja. Kalau lowongan kerjanya ditulis dalam bahasa Inggris, mensyaratkan kemampuan baca tulis Inggris mau tidak mau harus ditulis dalam bahasa Inggris. Kalau lowongan disampaikan dalam bahasa Indonesia, surat lamaran tidak wajib ditulis dalam bahasa Inggris. Apalagi kalau kemampuan bahasa Inggris kita pas - pasan. Namun kalau posisi yang ditawarkan posisi middle manager ke atas, pemakaian bahasa Inggris bisa jadi nilai lebih. Di zaman sekarang ini sudah tidak aneh orang mempunyai kemampuan ini.

2. Gunakan bahasa yang baik dan benar

pergunakan bahasa yang baik dan benar karena surat lamaran kerja termasuk surat resmi. Jangan menggunakan menggunakan bahasa yang sesuai dalam pembuatan surat resmi.

3. Tulislah dengan kalimat yang singkat padat dan jelas

jangan bertele-tele dalam menulis surat lamaran dan usahakan panjangn surat lamaran kerja hanya satu halaman kertas ukuran A4. Surat lamaran bisa menampilkan jati diri seseorang serta sebuah instansi atau perusahaan tidak menyukai surat lamaran yang bertele-tele. Tim penseleksi calon pegawai menerima ratusan bahkan ribuan lamaran dari banyak orang. Untuk mengefisienkan mereka hanya berfokus hal - hal ini dari sebuah surat lamaran kerja : Pelamar melamar posisi apa, pendidikan terakhir, nilai ijazah atau indeks prestasi kumulatif serta hal - hal apa yang mendukung dari si pelamar. Semakin singkat, padat dan jelas semakin memudahkan bagi panitia, begitu sebaliknya.

4. Tulislah dengan tulisan tangan

Pada beberapa perusahaan penulisan surat lamaran kerja secara manual lebih disukai perusahaan karena melalui tulisan tangan bisa dinilai bagaimana pribadi seseorang. Biasanya mereka akan menyebutkan pada persyaratan di lowongan kerja yang dipasang. Kalau tidak disebutkan umumnya orang menuliskan dengan diketik.

Kalau menggunakan komputer, cetaklah surat lamaran kerja dengan printer laser atau inkjet (jangan dot matrix). Hal ini dilakukan agar kita tidak terlihat gaptek.

5. Perhatikan kebersihan surat lamaran kerja

jangan sampai ada coretan atau bekas penghapus dalam surat lamaran kerja, jika salah menulis lebih baik tulis ulang di kertas baru, jangan menggunakan penghapus untuk menghapus.

6. Isi secara jelas data diri dan informasi yang informasi tentang diri anda serta lampirkan dokumen-dokumen pendukungnya

Kalau dalam lowongan tidak disebutkan secara rinci dokumen pendukung yang diminta, cukup lampirkan dokumen - dokumen pendukung sebagai berikut : seperti curriculum vitae (CV), transkrip nilai pendidikan terakhir, foto copy ijazah yang sudah dilegalisir dan pas foto ukuran 4x6 sebanyak 2 buah.

7. Jika anda mempunyai sertifikat pendukung yang bisa menambah nilai plus untuk diri anda jangan ragu untuk melampirkannya

Sertifikat pendukung ini misalnya sertifikat training, kursus atau keikutsertaan di sebuah seminar yang relevan dengan pekerjaan.

8. Periksa kembali

Setelah selesai membuat surat lamaran coba dibaca kembali seluruh tulisan Anda dan memastikan semuanya sudah benar. Pastikan tidak ada kesalahan ejaan, tidak ada kata-kata yang diulang atau repetitif, dan tata bahasa (grammar) yang digunakan sesuai. Kalau menggunakan komputer, di dalam program MS Word kita bisa menggunakan spell dan grammar checker. Gunakanlah!

Dengan memperhatikan cara membuat surat lamaran kerja, mudah - mudahan surat lamaran yang kita buat mampu mengantarkan kita ke tahapan tes berikutnya dan bisa menunjukkan kualifikasi kita sehingga kita bisa mendapatkan pekerjaan yang kita idam - idamkan.

Comments system

Disqus Shortname