Tuesday, September 8, 2015

Apa Yang Anda Lakukan, Jika Over Kualifikasi Untuk Sebuah Pekerjaan?

Bayangkan kita dalam suatu wawancara kerja. Pewawancara menganggap kita akan mudah melalui wawancara kerja dikarenakan persyaratan tampak cocok dengan pengalaman dan ketrampilan yang kita punya. Namun datanglah situasi genting saat pewawancara berhenti sejenak dan membiarkan kita mengetahu kemungkian kita diterima di perusahaan yang sedang kita lamar ini. Dia menjatuhkan sebuah bom.

Dia memberitahu kita bahwa meskipun kita adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk pekerjaan itu, dia masih harus mencari kandidat-kandidat lainnya. Setelah kejutan awal, kita menyadari bahwa kita baru saja berlalu untuk posisi itu tanpa alasan yang sah.

Masih terkejut dengan hasil wawancara tadi, ia akhirnya berkata, “Anda over kualifikasi dan kami tidak bisa mempekerjakan kita. Terimakasih untuk waktu Anda, kami akan menyimpan salinan CV Anda dan kami akan menghubungi Anda jika ada hal lain yang diperlukan.” kita pun masih tidak dapat menemukan logika di balik keputusan ini.


Untuk benar-benar memahami situasi ini, kita harus ingat bahwa kita sedang berusaha memasuki bisnis dimana keuangan turut mengarahkan proses pengambilan keputusan. Ada beberapa alasan mengapa memiliki kualifikasi yang berlebihan dapat dipakai untuk alasan kita tidak diterima untuk pekerjaan yang kita lamar :

Mudah sekali pindah kerja untuk tawaran yang lebih baik

Karena mempekerjakan karyawan baru adalah seperti investasi bagi perusahaan, maka perusahaan harus menimbang keputusan dengan hati-hati. Perusahaan tidak membuang uang mereka dengan percuma dan terutama tidak ke dalam saku kita.

Merekrut staf dikhawatirkan bahwa jika tawaran lain datang (yang mana mungkin kita begitu memenuhi syarat), kita tidak akan berpikir dua kali untuk meninggalkan perusahaan dan menempati posisi yang baru.

Mengapa perusahaan harus menggaji kita lebih banyak?

Karena kita semua bekerja untuk mendapatkan uang, pengusaha ingin mengeluarkan uang seminim mungkin atas pekerjaan yang diberikan. Jadi jika pengusaha dapat mempekerjakan pelamar muda dan kurang berpengalaman, mereka akan dimaklumkan jika memberi karyawan tersebut gaji yang kecil.

Sebagai contoh, misalnya seorang tukang las profesional yang berada di puncak karirnya setelah bertahun-tahun praktek, dimana telah melewati masa mudanya yang kurang berpengalaman. Dia tahu bahwa dia bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada rekannya yang lebih muda, tetapi perusahaan tidak peduli karena tidak membutuhkan pekerjaan sempurna dengan harga tinggi, melainkan seorang tenaga kerja yang cukup baik pada tingkat gaji yang terjangkau.

Kita tidak akan termotivasi

Perhatian utama lainnya adalah motivasi karyawan baru terhadap posisinya. Pengusaha ingin melihat semangat dan minat dalam pekerjaan dan bukan seseorang yang dengan mudah mendapatkan gaji tinggi karena dia tahu bahwa dia bisa melakukan sesuatu lebih baik dan untuk mendapatkan lebih banyak uang.

Lebih sulit untuk mengeluarkan karyawan senior

Karena undang-undang diskriminasi usia dan untuk menghindari gugatan potensial, banyak perusahaan lebih suka mempekerjakan pekerja dengan usia muda agar lebih mudah jika sewaktu-waktu mengeluarkan mereka.

Jadi apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari perangkap ini? Kita masih memiliki kesempatan.

Bagaimana seharusnya kita menangani situasi ini jika terjadi pada kita? Meskipun tidak mungkin bahwa pemberi kerja akan meninjau kembali setelah melewati kita untuk posisi yang dimaksud, kita masih dapat menggali alasan mereka dan membuat mereka berterus terang.

Meminta penjelasan

Meskipun kita mungkin enggan melakukannya, tanyakan pada pemberi kerja tentang alasan mengapa kita tidak dipertimbangkan untuk dipanggil kembali. Jika penjelasan mereka seputar alasan bahwa mereka masih dalam proses seleksi, jangan takut untuk menanyakan kepada mereka alasan sesungguhnya. Jika mereka menyukai kita dan CV kita, mereka mungkin akan memberitahukan alasannya.
Jika kita berpikir terlalu berkualitas adalah jawabannya, berikut adalah beberapa poin penting untuk diingat :

Tanyakan alasan sebenarnya

Pengusaha biasanya tidak akan memberikan informasi ini dengan sukarela, tetapi jika kita tetap gigih dan berusaha memahami situasi, mereka mungkin akan menyerah dan memberitahu kita. Bahkan jika itu tidak ada hubungannya dengan over kualifikasi, kita tetap berhak tahu.

Buktikan pada mereka bahwa kita lah yang terbaik untuk pekerjaan tersebut
Meskipun pewawancara sudah memutuskan untuk tidak memberikan kita kesempatan kedua, buktikan dan tunjukkan di hadapannya bahwa kita lah orang yang tepat. Bandingkan persyaratan pada aplikasi dengan pelatihan, keterampilan dan pengalaman kita. Jika dia masih tidak mau memberikan kesempatan kedua setelah kita membuktikan bahwa kita adalah orang yang tepat dan sesuai yang dia cari, maka dia tidak pantas untuk kita. Lanjutkan.

Tanda tangani sebuah kontrak untuk menunjukkan kita serius

Mereka mungkin menganggap kita adalah seorang karyawan yang mudah bosan dengan pekerjaan, jadi mengapa tidak menandatangani beberapa persyaratan di atas kertas untuk kontrak karyawan? Jika mereka takut kita akan pergi dalam enam bulan, termasuk tiga bulan masa pelatihan, maka kunci diri kita selama dua belas bulan.

Tentu saja jangan lakukan itu untuk membuktikan satu hal, yaitu menandatanganinya karena kita ingin bersama dengan perusahaan selama beberapa saat dan berencana untuk memajukan status profesional kita sementara.

Selalu siap

Selain memperbaharui CV kita, menyesuaikannya pada posisi tertentu, dan personalisasi surat lamaran, kita juga harus siap untuk bertemu pemberi kerja. Jadi saya sarankan kita memoles keterampilan wawancara kita, terlihat profesional dan membayangkan diri kita mendapatkan pekerjaan itu.

Sampai jumpa di tangga karir perusahaan!

No comments:

Post a Comment

Wahai Karyawan Seluruh Dunia, Berkomentar-lah!

Comments system

Disqus Shortname