Saya akan selalu mengingat respon yang diberikan teman saya saat interview pekerjaan. Ketika dia ditanya, “Dimana kita melihat diri kita dalam lima tahun?” Dia menjawab, “Duduk di kursi kita.”
Jelas sikap berani dan memandang jauh ke depan persis seperti yang diinginkan pemberi kerja dalam menambah tim karyawannya. Meskipun atasan tidak ingin terancam oleh kita dan kecerdasan kita, mereka tetap menginginkan seseorang untuk menjadi tim yang hebat.
Seberapa berhargakah kita?
Menjadi pimpinan saat ini jauh lebih menuntut daripada dahulu, karena saat ini banyak pengusaha muda masuk dalam bursa kerja dengan semangat “tidak ada yang perlu dikuatirkan dan semuanya untuk didapatkan.”Para profesional muda ini lapar pengetahuan dan mungkin lebih mudah beradaptasi dan belajar konsep serta prosedur baru. Dikatakan bahwa generasi muda memiliki nilai yang tersirat dan melekat pada diri mereka sendiri sambil menunggu keberhasilan dan prestasi mereka. Tetapi yang terbaik dari kalangan mereka pun ternyata masih membutuhkan bantuan untuk menjaga karir mereka tetap stabil.
Nilai tambah akan datang seiring dengan waktu. Seperti kata pepatah, “kita hanya sesukses apa yang orang lain katakan.” Mengingat hal tersebut, pimpinan kita adalah salah satu orang yang dapat menghargai dan menilai potensi kita sesungguhnya.
Mengatur level atas
Konsep pengaturan level atas bukanlah tidak efektif karena menimbulkan perhatian dari orang-orang diatas kita. Pemikiran untuk mengelola level atas harus dilakukan dengan menyelesaikan lebih banyak tugas dan secara langsung membantu atasan kita dalam beberapa pekerjaan yang membutuhkan bantuan.Tidak perlu dikatakan lagi bahwa kita tidak harus menghalangi aktivitas superior kita dengan mengambil tugas-tugas tambahan agar terlihat baik. Segala sesuatu yang kita lakukan harus dilakukan dengan serius dan juga sebagai tambahan untuk beban kerja saat ini.
Jangan buang waktu kita
Jangan berpikir bahwa bekerja hingga larut pagi untuk jaringan distribusi kita akan membuat kita dianugerahi medali kehormatan. Pastikan kegiatan “ekstra-profesional” kita memang layak bagi waktu kita.Hal yang tidak kita inginkan adalah merasa diri tidak berguna setelah menghabiskan 8 jam – tanpa dibayar – untuk lembur yang hanya menghasilkan komentar “Itu bagus, Bob, tapi kami memiliki prioritas-prioritas.” Jika komentar tersebut tidak menurunkan motivasi kita, maka kita memang bermental baja.
Jangan salah paham bahwa pekerjaan seperti itu tidak dihargai, sebaliknya sadari bahwa tugas manajer adalah mengatur pekerjaan dan karyawan. kita sebaiknya melakukan cek sekilas pada pimpinan kita sebelum memulai apapun. Jangan katakan padanya apa yang ada dalam pikiran, tetapi jalankan pikiran kita melalui dia untuk melihat apa pendapatnya.
Memberitahukannya bahwa harus ada lebih banyak cara untuk memperoleh penghasilan tanpa meningkatkan biaya keseluruhan. Jika dia setuju dengan ide kita, itu karena ada sesuatu yang harus diselesaikan dengan hal tersebut. Sekarang kita mendapatkan lampu hijau untuk mulai bekerja pada proyek ini, jangan menekan dengan gagasan lebih lanjut tetapi mulailah bekerja.
Hal yang paling tidak kita inginkan adalah bahwa pimpinan setuju dengan ide kita, tetapi kemudian berbalik dan mempercayakan orang lain untuk tugas penting ini.
Haruskah kita bekerja keras untuk meyakinkan pimpinan kita, ataukah mengikuti arus saja?
Bekerja dengan baik akan membawa kita naik lebih jauh
Ingat bahwa pimpinan kita secara tidak langsung adalah salah satu orang yang memutuskan keberhasilan profesional kita, setidaknya untuk jangka pendek. Hal ini penting bagi kita untuk menarik perhatiannya secara pribadi dan profesional tanpa terlihat mencolok. Dengan kata lain, jangan hanya mengikuti arus.kita harus meyakinkan pimpinan kita bahwa kita mampu membuat segalanya menjadi lebih mudah, terutama tanpa dia sadari dan akhirnya memberikan tanggung jawab tersebut pada kita.
Untuk memastikan kerja keras kita diperhatikan, sajikan gagasan-gagasan kita diatas kertas dan lengkapi dengan angka. Hasilkan lebih banyak uang untuk bos kita dan dia pada waktunya akan menghasilkan uang juga untuk kita. Sesederhana itu.
Mengenal pimpinan kita
Hubungan atasan dan bawahan adalah seperti hubungan yang romantis : karyawan harus belajar kekuatan dan kelemahan atasan. Misalnya, jika atasan tidak menyukai laporan keuangan untuk perusahaan afiliasi, maka kita dapat menawarkan diri untuk memeriksanya kembali dan memastikan tidak ada perbedaan besar dalam laporan keuangan tersebut. Karena tugas ini adalah salah satu tugas yang semi penting, maka pimpinan tidak bisa dengan bebas meminta kita melakukannya, tetapi jika kita memilih menjalankannya, kemudian apa masalahnya?Apa yang membuat bos kita setuju?
Setelah kita mengetahui masalahnya, maka jangan pernah berseberangan dengannya, apapun itu. Cobalah untuk bekerja dengan dia, bukan melawannya.Lakukan hal-hal diluar kebiasaan
Menunggu hal-hal tersaji di depan kita tidak membuat kita menjadi proaktif. Melaksanakan tugas rutin harian hanya akan membuat kita menjadi seorang pekerja yang reaktif.
Selesaikan pekerjaan kita dengan baik
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, jangan lupa untuk melakukan tugas-tugas yang memang kita dibayar untuk itu. Jika kita seorang akuntan, maka pastikan neraca perusahaan sudah beres. Rekan-rekan akan belajar dari apa yang kita lakukan.
Memberi contoh yang tepat
Mendapatkan rasa hormat dari rekan-rekan kita dan pimpinan adalah cara yang tepat untuk membuat semua orang di tempat kerja merasa dilibatkan, karena hal yang paling tidak kita inginkan adalah seorang musuh.
No comments:
Post a Comment
Wahai Karyawan Seluruh Dunia, Berkomentar-lah!