Showing posts with label cara menjadi atasan yang disukai bawahan. Show all posts
Showing posts with label cara menjadi atasan yang disukai bawahan. Show all posts

Tuesday, September 1, 2015

10 Hal Agar Kesalahan Umum Ini Tidak Terjadi

Seorang manajer baru akan berjalan melalui kurva belajar yang menawarkan sangat sedikit kesempatan untuk uji coba. Apakah kita sedang memimpin 6 karyawan atau seluruh departemen, keterampilan manajemen yang baik adalah suatu keharusan.

Manajer diharapkan untuk bertindak dengan cara tertentu dan bertanggung jawab untuk orang lain, sesuatu yang tidak terjadi pada karyawan biasa. Tetapi sebagai pimpinan, kita adalah orang yang menetapkan tenggat waktu, mendistribusikan beban kerja dan mengevaluasi bagaimana karyawan melakukannya.

Dalam beberapa hal, kita bertanggung jawab untuk mengelola kehidupan, setidaknya selama jam kerja.

Jadi agar sebagian besar tugas selesai – dengan cara yang benar – beberapa kesalahan umum harus dihindari. Untuk itu pertimbangkan beberapa saran berikut ini tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk manajer pemula.

Dengarkan karyawan kita

Seorang atasan harus memahami bahwa karyawan juga manusia, dan mereka tidak bisa diperlakukan seperti benda yang menuruti perintah. Karyawan mungkin marah jika mereka ditempatkan, kesal jika mereka kehilangan kunci, atau tertekan saat mengalami putus cinta.

Tips : Dengarkan apa yang diinginkan karyawan dan kembangkan hubungan di luar atasan dan bawahan. Suasana kerja akan membaik melalui hubungan erat ini dan produktivitas akan meningkat.

Buatlah daftar tugas

Berkembangnya perusahaan kita berarti lebih banyak waktu lagi yang dihabiskan untuk mengorganisir dan berpikir ke depan daripada melakukan tugas-tugas padat karya. Oleh karena itu, susunan pekerjaan sangat penting karena kita bertanggung jawab untuk menyelesaikan sesuatu dan jika kita gagal melakukannya maka banyak hal yang tidak selesaikan.

Tips : Cetaklah daftar tugas mingguan untuk diisi dengan tugas sehari-hari, proyek yang sedang berlangsung dan pekerjaan yang tidak terduga.

Menangani tugas-tugas yang mendesak…secepatnya

Ini sejalan dengan konsep daftar tugas. Jika kita harus menyelesaikan sebuah memo internal tentang tempat istirahat kantor dan membuat reservasi untuk makan malam klien luar negeri yang penting, mana yang akan kita dahulukan? Yang terakhir tentu saja.

Memperbaiki server kita untuk memastikan orang dapat mengakses website kita adalah lebih penting daripada menelepon departemen akuntansi menanyakan tentang perbedaan 100 ribu rupiah dalam laporan keuangan perusahaan – jadi belajarlah untuk memprioritaskan.

Tips : Selalu berpikir bahwa tugas yang dilakukan saat ini adalah salah satu tugas yang paling mendesak dan harus diselesaikan saat itu juga.

Mengalokasikan waktu senggang

Meskipun menangani urusan mendesak adalah keharusan, menjadwalkan 10 – 15% dari hari kita untuk “waktu improvisasi” adalah yang utama. Bahkan disaat kita sedang sangat sibuk menyusun proposal, berurusan dengan pelanggan yang sedang marah di telepon tentunya tidak bisa menunggu.

Tips : Belajar dari kesalahan kita dan dengan cepat kategorikan urusan mendesak lebih dulu daripada masalah yang umum. Jadilah seorang manajer sebaik mungkin.

Selalu miliki cadangan

Memiliki rencana darurat artinya kita harus berada empat langkah di depan dari segala kemungkinan, seperti permainan catur. Merencanakan ke depan dan menutupi “belakang” kita adalah ciri-ciri manajer yang baik.

Apa yang kita lakukan jika karyawan terbaik kita memutuskan untuk menerima pekerjaan lain dengan gaji yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik? Apakah kita membiarkannya pergi dan mencari karyawan baru atau kita membuat sebuah tawaran balik?

Tips : Miliki daftar pengganti untuk setiap posisi. Ini penting memiliki cadangan untuk kekosongan posisi saat karyawan kita memutuskan berhenti dari pekerjaan, daripada kita harus mulai mencari karyawan-karyawan baru lagi.

Jangan menganggap karyawan sebagai perpanjangan diri kita

Banyak orang selalu ingin berhubungan dengan orang-orang yang seperti diri mereka, terutama dalam dunia usaha. Seorang manajer lebih suka bekerja dengan seseorang seperti dirinya, karena kemudian dia tahu apa yang diharapkan.

Tips : Berikan perhatian pada orang-orang yang tidak melakukan sesuatu dengan cara kita, mereka mungkin benar-benar aset, karena dapat memperkenalkan cara berpikir yang baru yang dapat memperluas cara tradisional kita dalam melakukan sesuatu.

Berpikir di luar kebiasaan

Melakukan hal-hal berbeda artinya kita terus menerus berpikir untuk memperbaiki diri dan teknik kita di tempat kerja. Apakah itu selama meeting produksi atau selama perencanaan pajak akhir tahun kita.

Tips : Jangan berpikir bahwa satu-satunya jalan dari A ke B adalah jalan lurus. Sebuah jalan memutar, bahkan jika itu bukan rute terbaik, sering membuat pemikiran kreatif yang mana itu merupakan tujuan utama seorang manajer.

Miliki karyawan kepercayaan

Melakukan segalanya seorang diri tampaknya mustahil karena semakin banyak tumpukan pekerjaan diatas meja kita. Dan seperti para mafia, memiliki orang kepercayaan dapat meringankan tugas kita dan mengajarkan kita untuk mempercayakan tugas-tugas penting kepada bawahan.

Tips : Membangun hubungan dekat dengan orang kepercayaan akan membantu kita menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih cepat.

Bersikap serius

Bagaimana kita mengharapkan orang lain mendengarkan jika kita sendiri tidak yakin dengan yang kita katakan? Bersikap serius artinya kita harus percaya dengan apa yang dapat kita lakukan, terutama jika ingin terwujud.

Tips: Selalu persiapkan dan rencanakan ke depan sebelum membuat keputusan karena untuk situasi tertentu tidak mengijinkan adanya kesalahan.

Jangan takut melakukan kesalahan

Tidak membalas panggilan telepon atau lupa menkitatangani cek untuk tujuan inventaris dapat menjadi kesalahan mencolok di mata karyawan. Tetapi dengan menunjukkan kepada karyawan bahwa kita pun melakukan kesalahan akan menyadarkan mereka, bahwa kita adalah orang yang dapat menerima kesalahan, dalam batasan tertentu, selama itu berfungsi sebagai pengalaman belajar satu kali.

Tips : Jangan bersikap terlalu lunak saat karyawan meminta maaf atas kesalahan dalam tugas-tugas mereka. Jika kita berhasil membuat mereka paham agar tidak melakukan kesalahan lagi, kita akan membuat mereka belajar lebih banyak hal.

Beberapa tips diatas akan membantu meringankan beban kita saat menjadi seorang manajer. Cukup simpan dalam pikiran dan ingat aturan emas ini : “perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain.”

Saturday, August 29, 2015

Jangan Menjadi Atasan yang Baik Kalau Tidak Ingin Karirnya Berakhir

 Mengapa orang baik akhirnya berakhir dalam karir mereka?

Saya bukan orang yang baik dan benar-benar tidak pernah menjadi salah satunya. Sejujurnya, tidak banyak orang yang tahu bahwa saya adalah orang brengsek. Bukan berarti itu hal yang positif, tetapi itulah yang mereka anggap dan berlaku sampai saat tertentu. Saya suka menjadi seperti ini, dan saya belajar sejak awal bahwa menjadi orang baik bukanlah pendekatan yang terbaik untuk kehidupan melainkan bersikap adil itu.

Pada tahun-tahun saya sebelumnya, sebelum saya menjadi seorang pengusaha, saya bekerja di perusahaan Amerika dan saat itulah saya belajar menjadi seorang pemimpin yang adil dan bagaimana yang adil mendapatkan rasa hormat dan menjadi orang baik diartikan performa yang buruk. Saya ingin mengajar kita tentang apa yang membuat seorang pemimpin adil dan bagaimana membuatnya sebuah keuntungan bagi kita seperti yang telah saya lakukan untuk diri saya sendiri, sepanjang perjalanan bisnis saya.

Menjadi pemimpin yang adil berarti memahami komponen dasar kepemimpinan, pada bidang apapun. Komponen itu adalah keseimbangan. Keseimbangan adalah kunci untuk kepemimpinan yang adil dan dapat dilaksanakan dalam empat cara yang membuat kita menjadi pemimpin yang lebih baik dan lebih efektif. Berikut ini adalah empat alasan penting untuk meninjau kembali jika bersikap baik sebenarnya membantu atau merugikan kita.

1. Bersikap adil bukan berarti egois

Faktanya, itu adalah berlawanan. Bersikap baik terkadang merugikan untuk pengikut kita, karyawan atau orang-orang yang setia kepada kita. Sementara mereka menikmati bekerja di perusahaan kita, sikap baik kita akan menghalangi mereka untuk mencari lapangan kerja baru, belajar keterampilan baru dan menerima kritik yang lebih baik. Bersikap adil adalah peduli. Tetapi masih membuat keputusan dalam bisnis yang ikut membantu mendorong visi ke depan.

2. Bersikap adil berarti belajar mengatakan TIDAK

Sementara kita semua ingin menyenangkan supervisor kita, rekan kerja atau sesederhana membuat karyawan senang, bersikap adil menuntut kita untuk menolak permintaan tertentu dan mengatakan tidak kepada yang lainnya. Orang menjadi menghargai keputusan kita dan memahami bahwa kita dapat memilih untuk mengatakan tidak atau mengiyakan.

3. Keadilan membutuhkan kesadaran diri dan kejujuran pada diri sendiri

Memberikan penilaian yang bagus pada seseorang atau menutup-nutupi kebenarannya hanya akan mencegah orang tersebut dari berkembang, belajar dan meningkat. Bahkan akan membuat mereka berpikir lagi tentang keahlian kita dalam mengambil keputusan dan menciptakan sebuah keraguan bukannya kepercayaan.

Pemimpin yang baik akan cenderung berfokus pada saran yang baik. Daripada saran yang membangun dan seringkali sangat takut pada konfrontasi. Menjadi adil berarti jujur pada diri sendiri dan orang-orang yang kita pimpin. Ini berarti kemampuan menempatkan diri pada situasi yang tidak nyaman untuk membantu mendorong perkembangan lingkungan. Inilah salah satu masalah utama di banyak perusahaan, dimana terlalu banyak pemimpin yang takut dan percaya bahwa bersikap baik akan mencegah komplain dari bagian HRD. Pikirkan dampak negatif itu pada seseorang ketika kita memberitahu mereka bahwa kinerja mereka bagus, tetapi mereka tidak cukup bagus untuk dipromosikan. Konflik ini menciptakan keraguan. Jangan bersikap baik, bersikaplah adil.

4. Bersikap adil adalah tentang mengakui ketika kita salah

Pemimpin yang baik cenderung banyak berfokus pada menyembunyikan kekurangan mereka dan tampil sebagai pribadi yang baik dan berpengetahuan meskipun sebenarnya mereka tidak. Kurangnya keterbukaan dan tampilan tanpa kelemahan menciptakan putusnya hubungan dari pengikut lain yang mungkin memuji kita sekian lama ketika akhirnya mereka menyadari kekurangan itu. Adil adalah membiarkan orang lain tahu bahwa mereka dapat membantu kita berkembang sebanyak melengkapi kekurangan kita.

sumber gambar : M. Connors

Wednesday, August 5, 2015

Bagaimana Menghadapi Atasan Yang Tidak Kompeten

Apa yang harus dilakukan ketika atasan kita adalah seseorang yang konyol?

Seseorang yang pernah memiliki seorang atasan pasti pernah mengalami frustasi, tetapi kebanyakan manajer mendapatkan posisi mereka karena kecerdasannya. Dan terkadang ada karyawan tidak puas – karena beberapa atasan benar-benar tidak kompeten. Ada banyak tipe atasan yang benar-benar buruk dan kejam, berikut ini adalah beberapa tipe umum dan cara terbaik menghadapi saat harus bekerja bersama mereka.

Pengintimidasi Perusahaan

Karakteristik : Kasar dan mabuk kekuasaan, orang yang senang mempermalukan bawahannya di depan klien, kolega dan tentu saja di depan atasan mereka sendiri. Strategi manajemen mereka terdiri dari membuat komentar yang merendahkan selama penilaian kinerja dan mengancam untuk memecat setiap kali ada masalah. Meskipun kita bersalah atau tidak.

Bagaimana menghadapi atasan yang tidak kompeten ini :
Berurusan dengan tipe atasan ini memang menantang. Caranya adalah dengan menunjukkan kinerja yang menonjol (agar atasan kita tidak mempunyai peluang untuk mempermalukan kita) sambil menarik perhatian dari atasan yang lebih tinggi. Selalu berdiri tegak, tetapi tetap bersikap halus dan menemukan seorang pembimbing yang dapat mengekspos kita untuk peluang baru serta menjadi pelindung kita dari luapan amarah atasan.

Micromanager

Karakteristik : Semua orang yang akrab dengan kata : “Jika kita menginginkan sesuatu dilakukan dengan benar, lakukan sendiri.” Micromanager adalah orang yang seperti itu, memperhatikan dengan jeli setiap aspek pekerjaan kita hingga berapa lama kita melenceng dari jadwal waktu istirahat kita. Memang mereka adalah orang yang memberikan dukungan besar – jika kita tidak keberatan dipantau terus menerus – tetapi jika kita menghargai kebebasan kita, ini adalah sebuah masalah.

Bagaimana menghadapi atasan yang tidak kompeten ini :
Ketika berhadapan dengan atasan yang tidak kompeten semacam itu, jangan terlihat kita seperti berusaha mengambil alih dominasinya. Micromanager biasanya selalu mudah kuatir, jadi yang terbaik biarkan mereka tahu semua tindakan kita. Idenya adalah memberikan atasan kita ilusi kontrol sambil tetap mandiri.

Politisi Kantor

Karakteristik : Pengecut dan bermuka dua, politisi kantor selalu menempatkan kebutuhan mereka diatas semua orang dalam tim. Mereka mungkin bersikap seperti teman terbaik kita, tetapi mereka akan menusuk kita dari belakang saat kita terlalu akrab dengan manajemen senior. Ingkar janji, salah memberi informasi, dan mencuri ide-ide adalah bagian ketika berhadapan dengan atasan yang tidak kompeten ini.

Bagaimana menghadapi atasan yang tidak kompeten ini :
Cara terbaik untuk melindungi diri dari politisi kantor adalah dengan melakukan komunikasi secara tertulis. Dengan cara itu, semua pertanyaan kita, permintaan dan proposal menjadi catatan resmi. Jika atasan kita mencoba untuk menyelesaikan perjanjian secara lisan, ikutilah dengan konfirmasi email, pastikan untuk men – cc - kan setidaknya satu orang lain dalam perusahaan juga.

Pemaksa Senior

Karakteristik : Biasanya dipromosikan karena senioritas, jenis atasan yang tidak punya perasaan. Selalu mengikuti prosedur dan mematikan setiap usaha untuk berinovasi. Selain takut membuat keputusan, pemaksa senior juga memiliki masalah dengan pengertian bahwa mempertahankan semangat kerja karyawan adalah salah satu tugasnya. Jadi jangan terlalu berharap pada fleksibilitas.

Bagaimana menghadapi atasan yang tidak kompeten ini :
Penting bagi kita untuk tetap fokus pada solusi dalam menghadapi atasan yang tidak kompeten, khususnya yang kurang inisiatif seperti ini. Namun perlu diingat, bahwa pemaksa senior terkenal anti perubahan. Jadi jangan repot-repot memperkenalkan ide inovatif sampai kita memiliki beberapa rekan yang siap mendukung kita. Juga lebih baik kita menunggu pertemuan besar sebelum membuat proposal tentang ide kita itu.

Ratu Drama

Karakteristik : Istilah ini ditujukan bagi manajer baik pria maupun wanita yang menghabiskan sebagian besar hari mereka dengan mengeluhkan masalah-masalah ringan yang dibesar-besarkan. Egosentris, memperkeruh suasana, dan tidak mampu berpikir ke depan. Mereka menolak solusi yang jelas hanya untuk memperpanjang masalah dan membuat konfrontasi pribadi. Ratu drama adalah seseorang yang tidak pernah puas.

Bagaimana menghadapi atasan yang tidak kompeten ini :
Jangan biarkan diri kita terjebak oleh semua negativitas. Sangat penting kita tetap positif dan fokus pada solusi. Menawarkan saran kita secara pribadi, sehingga tidak menyinggung atasan kita. Cara lain untuk berurusan dengan atasan yang tidak kompeten ini adalah mengabaikan amarah mereka. Hindari kontak mata jika memungkinkan dan jadwalkan jam istirahat kita di waktu-waktu mereka mulai mengeluh.

Ahli Strategi Yang Pendiam

Karakteristik : Ahli strategi yang pendiam ini sering membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman karena kita tidak bisa mengatakan sebenarnya kepada yang lain. Atasan ini jarang memberikan tanggapan dan cenderung membuat keputusan eksekutif yang penting tanpa memberitahu staf mereka, hanya mengkitalkan beberapa orang pilihan untuk melaksanakan rencana induk mereka. Akibatnya, antara satu staf dengan lainnya saling tidak tahu menahu apa yang sedang temannya lakukan.
   
Bagaimana menghadapi atasan yang tidak kompeten ini : Berurusan dengan atasan semacam ini memang cukup melelahkan, tetapi kita harus memendam kekuatiran kita sendiri. Ahli strategi yang pendiam biasanya tidak menyadari kesalahan mereka, jadi jangan takut untuk mengutarakan kepedulian kita dan berbagi ide-ide inovatif dengannya. Kemungkinan besar kita dapat menjadi orang-orang kepercayaannya dan menghasilkan kemajuan yang nyata.

Memang mudah untuk merasa tidak berdaya ketika menghadapi atasan yang tidak kompeten, terutama ketika mereka juga ikut menjalankan perusahaan sampai ke lapisan bawah. Tetapi penting sekali bagi kita untuk tetap bersikap tegas dan mempengaruhi perubahan. Mengecam atasan kita bisa dengan cara halus, tetapi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menyarankan bagaimana cara mengefisienkan perusahaan. Ketika semua kita lakukan, bisa jadi justru akan menyelamatkan pekerjaan kita.

Saturday, June 20, 2015

Hentikan 18 Hal Ini Jika Anda Ingin Menjadi Atasan yang Lebih Baik

Hentikan 18 Hal Ini Jika Anda Ingin Menjadi Atasan yang Lebih Baik


Tentukan pada diri kita segera, apakah kita termasuk atasan yang baik atau tidak? Bagaimana caranya? Caranya cukup mudah. Kita hanya tinggal menelaah ke-18 tanda - tanda di bawah ini.

Ya, kalau kita menemukan tanda - tanda tersebut di diri kita, maka kita termasuk atasan yang buruk. Jika kita ingin menjadi atasan yang baik maka saran kami segera hentikan dan lakukan perbaikan!

Ke-18 tanda - tanda tersebut antara lain.

1. Merasa Tidak Pernah Salah Sama Sekali

Mengakui kesalahan kita akan meningkatkan keterlibatan bawahan dalam pekerjaan. Karena siapa pun bisa berbuat salah. Akui kesalahan kita sehingga setiap orang (termasuk kita dan tim) dapat belajar dari kesalahan ini.

2. Mengubar Janji

Kita sebagai atasan jangan gampang mengumbar janji - janji. Janji untuk memberikan promosi, janji kenaikan gaji, janji pemberian fasilitas dan lain - lain.

Percaya atau tidak, ini dapat diperbaiki dengan cepat. Mulailah melakukan coadhing dengan karyawan kita. Berikan masukan - masukan yang berarti mengenai performance mereka. Selaraskan target pribadi mereka dengan target perusahaan. Berikan kompensasi yang sesuai berdasarkan hasil performance dan kebijakan perusahaan.

3. Berharap Bawahan Harus Sama dengan Kita

Karyawan dipekerjakan dengan membawa nilai masing - masing ke dalam perusahaan. Percayalah akan kemampuan mereka dalam mencapai hasilnya, bahkan jika mereka melakukan berbeda dengan kita.

4. Kebiasaan Menjengkelkan Mengganggu Bawahan di Hari Libur Mereka

Kalau sekali dua kali mungkin sudah biasa. Bagaimana kalau ini sudah menjadi kebiasaan yang menjengkelkan bagi bawahan?

Biasakan untuk meminta laporan ringkas proyek  dari karyawan sebelum mereka mengambil cuti. Karyawan menghargai perusahaan yang telah memberikan  keseimbangan antara kehidupan dan kerja. Biarkan mereka menikmatinya.

5. Micro manager

Tanyakan dalam diri sendiri: Apakah kita terlalu terlibat dalam kegiatan hari ke hari bawahan kita? Fungsi kita adalah mendorong karyawan agar mereka melakukan sebaik - baiknya dan memastikan mereka mencapai hasil yang diharapkan. Bagaimana mereka melakukannya itu tidak selalu penting.

6. Tidak Mau Menerima Sudut Pandang Bawahan

Sebagai atasan, kita menset prioritas strategi tim kita. Akan tetapi tapi bukan berarti kita tidak mau mendengar pendapat dari bawahan. Tentu kita tidak ingin kehilangan inovasi, ide - ide yang bagus maupun informasi yang penting. Pastikan untuk mencari ide - ide dan opini dari yang lain, termasuk bawahan kita, dalam proses pengambilan keputusan.

7. Mempunyai Anak Emas

Mengistimewakan karyawan yang "mirip Anda" atau mudah diaturnya tidak membuat kita menjadi atasan yang baik. Jika kita berpikir beberapa karyawan Anda perlu mempertajam fokus mereka atau memperhatikan detail - beritahu mereka. Dan kerjakan pada rencana pengembangan untuk mengatasi masalah tersebut.

8. Memberikan Masukan yang Tidak Pada Tempatnya

Agar masukan menjadi efektif, sampaikanlah tepat waktu, spesifik dan jujur. Hal ini juga perlu mempertimbangkan dampak (positif atau negatif) dari bawahan. Berikan masukan secara teratur dan menghindari pernyataan tidak solid seperti, "Kerja yang bagus!"

9. Bersikap Pasif-Agresif atau Mengabaikan Bawahan

Daripada membiarkan isu atau masalah membesar, tangani sejak dini.
Atur waktu untuk berbicara secara pribadi dan harus jelas apa - apa yang mau dibicarakan. Fokus pada satu atau dua area yang perlu ditangani kemudian meminta masukan tentang cara untuk menanggulanginya.

10. Memonopoli Pusat Perhatian

Jangan pernah menganggap semua keberhasilan tim karena kita. Ada bawahan kita yang ikut berperan di dalam. Ada pelajaran sederhana yang bisa dipelajari di sini: Tidak ada "AKU" dalam tim.

11. Selalu Berubah Fikiran

Bawahan kita sudah memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan. Hal terakhir yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan adalah kurangnya arahan yang bisa jadi karena selalu berubah fikiran. Coba libatkan bawahan di dalam proses perencanaan untuk menetapkan arahan strategi sebelum pengeksekusian.

12. Cepat Menyalahkan Bawahan Tetapi Jarang Memuji

Ini adalah semua tentang akuntabilitas. Sebagai atasan, tugas kita untuk bertanggung jawab atas segala keberhasilan dan kesalahan mereka. Berikan pujian dan penghargaan seperti halnya mereka melakukan kesalahan.

13. Tidak Memberikan Bawahan Kesempatan Untuk Berkembang

Adakan pertemuan tatap muka dengan bawahan. Tanyakan kepada bawahan apa jenis pekerjaan yang mereka sukai dan berikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan pekerjaan yang belum pernah mereka kerjakan sebelumnya dan membantu mereka membangkun skill baru. Kemudian buat rencana pengembangan untuk menjembatani kesenjangan skill yang ada.


14. Mengabaikan Turunnya Motivasi Bawahan

Jika ada bawahan yang terlihat "menyeret dirinya" untuk bekerja (maksudnya harus bersusah payah untuk melakukan pekerjaan tidak seperti biasanya) dan tidak mempunyai motivasi, maka kita sebagai atasan harus segera menanggulanginya. Lakukan pertemuan tatap muka dan kemudian jelaskan hasil pengamatan kita (bahwa mereka sedang turun motivasinya). Kemudian dengarkan tanggapan mereka. Dari sini kita bisa memberi motivasi dan  membahas penyelesaian masalahnya.

15. Tidak Mendiskusikan Masa Depan Bawahan

Adakan pembicaraan dengan bawahan secara rutin mengenai target karir dan apa yang mereka butuhkan lakukan untuk mencapainya. Berikan gambaran besar mengenai training dan mentoring yang perusahaan tawarkan. Dan tentu saja, tawarkan dukungan materil dan non materil.

16. Mudah Melemparkan Kemarahan

Aura negatif yang kita bawa dapat menurunkan semangat bawahan kita. Usahakan untuk tetap kepala dingin ketika ada tekanan. Ambil nafas dalam - dalam. Perhatikan nada, ekspresi dan bahasa tubuh kita. Apakah terlihat seperti orang yang marah - marah? Kalau iya, maka ambil waktu sebentar untuk menenangkan diri sebelum memulai rapat atau percakapan dengan yang lain.

17. Mengganggap Bawahan Tidak Cukup Bekerja Keras

Adalah hal yang bagus mempunyai pengharapan yang besar terhadap bawahan dan mendorong mereka untuk mencapai target yang lebih tinggi. Namun kita harus memperhitungkan kendala waktu yang ada. Target harus realistis dan dapat dieksekus. Dan ketika ada proyek mendesak yang datang, sesuaikan prioritas fokus mereka.

18.Menjalankan Pekerjaan Dengan Ketakuatan Berlebihan


Apakah dunia benar-benar akan berakhir jika "ini" atau "itu" terjadi?
Mungkin tidak. Semakin percaya diri dan fokus kita, maka bawahan dan tim kita akan semakin percaya diri dan fokus.

Kalau dari ke 18 tanda - tanda atasan yang buruk, maka segera tangani dan mudah - mudahan kita menjadi atasan yang baik.

sumber gambar : https://pixabay.com

Thursday, October 9, 2014

Balada Karyawan #13 Menantu Direktur

menantu direktur
Menantu Direktu

Hallo para karyawan sejagat,
pada kesempatan kali ini saya mau menceritakan salah satu atasan yang merupakan menantu Direktur. Kebetulan saya bekerja di sebuah perusahaan nasional modal nasional (PMDN) milik sebuah keluarga. Jadi, Bapak sebagai komisaris, ibu sebagai direktur utama dan anak menantunya sebagai senior manager.

Sebenarnya saya merasa secara keseluruhan keluarga pemiliik/ pemegang saham perusahaan ini cukup baik. Namun yang saya tidak tahan adalah sikap dari atasan saya yang merupakan menantu direktur.

Ada beberapa hal yang saya tidak sukai, antara lain :

1. Menabrak Prosedur
Atasan saya ini suka menabrak prosedur kalau sedang mengejar tenggat pekerjaan. Kalau sekali dua kali dan atas dasar yang kuat mungkin tidak masalah. Sebagai contoh untuk mengejar launching produk, dia memerintahkan untuk melewati uji stabilitas. Alih - alih untuk mempercepat proses malah menjadi memperlama. Karena tidak melewati uji stabilitas, maka kita tidak tahu kestabilan produk di luar sana. Dan yang terjadi adalah, kita harus menarik produk yang kadung sudah dilepas ke pasaran, melakukan rework dan membuatnya lagi. Sudah lama, lebih mahal lagi karena harus ada rework dan produksi ulang. Dan anehnya, atasan saya ini tidak pernah kapok untuk tidak menabrak prosedur yang seharusnya.

2. Melewati Wewenang
Terkadang beliau tidak segan - segan untuk mengintervensi pekerjaan karyawan yang bukan koordinasinya secara langsung tanpa meminta izin atasannya langsung. Hal ini terutama kalau ada sesuatu yang berjalan tidak seharusnya. Dia bisa langsung memberikan instruksi ini itu, padahal bukan wewenangnya. Kalau sudah begini biasanya untuk mencari aman adalah saya mengkonsultasikan dengan atasan saya bahwa saya diminta ini dan itu. Biar deh atasan saya dan dia yang "bernegosiasi".

3. Melempar Tanggung Jawab
Adalah beberapa kasus yang cukup merugikan perusahaan. Misalnya kasus dia menyetujui pembelian barang yang tidak seharusnya, ketika ramai masalah ini diperbincangkan sampai ke atas, dia melemparnya ke bagian purchasing. Ketika ada kasus dia memberi persetujuan kepada bawahan untuk menandatangani kontrak yang ternyata bisa merugikan perusahaan. Ketika ditanya direktur dia tidak mengakui bahwa telah memberikan persetujuan. Pendek kata dia suka melempar tanggung jawab.


4. Jurus Ampuh : Membawa Sang Mertua
Dan terakhir adalah jurus ampuhnya. Kalau instruksi menantu direktur ini tidak kita kerjakan dengan segera, maka dia akan membawa jurus ampuh : membawa mertuanya alias direktur untuk menegur kita. "Mas, mengapa perintahnya Bu xxxx tidak dikerjakan? Ada masalah apa?" Tegur sang direktur.
menantu direktur
Menantu Direktur

Walau pun nadanya sopan, kalau ditegur direktur ya saya takut juga. Karena dia yang menggaji saya. Kalau sudah begitu buru - buru instruksi dari Bu xxxx tersebut saya kerjakan.

Cukuplah empat hal sifat atasan saya ini. Mudah - mudahan atasan saya ini berubah. Karena apa yang dilakukan tidak baik untuk dirinya dan perusahaan, apalagi dia menantu direktur. Apakah anda memiliki pengalaman yang sama dengan saya?




sumber gambar : http://morguefile.com

Tuesday, September 30, 2014

Tipe Atasan - Atasan Saya

Selama saya hampir 10 tahun bekerja, saya pernah disupervisi dengan berbagai macam tipe atasan. Masing - masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Nah, pada postingan kali ini saya mau menceritakan semua atasan saya. Tentunya untuk kenyamanan semua pihak, termasuk saya, saya akan memakai nama pengganti.



Mr. Harr
Inilah boss pertama saya. Jarak usianya tidak berbeda jauh dengan saya. Orangnya tipe pekerja keras dan rendah hati. Terkadang dia mau direpotkan oleh hal - hal yang bersifat teknis yang bagi sebagian boss lain adalah sesuatu yang tidak disukai. Namun kesukaan mengurusi hal - hal teknis, membuat boss saya ini agak kedodoran di tataran konsep. Seperti halnya dalam menerapkan sebuah sistem (misalnya GMP atau ISO) dia memandangnya hanya penggunaan dokumen belaka. Namun atasan saya ini mau mendengarkan masukan dari saya yang notabene adalah bawahannya.

Mrs. Dewi
Orangnya sangat detail untuk setiap urusan. Kalau belum jelas baginya maka dia akan terus - terusan menanyakan sampai semua jelas dan tidak ada yang terlewat. Pokoknya ampun deh menghadapi atasan yang ini. Namun sayangnya dia tidak tahu mana yang harus di-cerewet-i dan mana yang tidak. Terkadang hal - hal yang tidak penting pun ditanyakan. Jadi seperti buang - buang waktu saja. Pernah saking keselnya menghadapi pertanyaan - pertanyaan dia yang tidak penting, setidaknya menurut saya, saya meninggalkan dia begitu saja. Untung dia tidak marah sama saya he he he.

Mrs. Nurr
Atasan yang satu ini sangat pintar dan mempunyai ingatan yang panjang. Kalau rapat dengan dia, maka siap - siaplah kita menangkap banyak instruksi yang diberikan. Walau pun tidak mencatatanya, dia hapal satu demi satu instruksi apa yang diberikan dan diberikan kepada siapa. Saking cepatnya atasan saya ini berbicara, maka tidak semua instruksinya bisa kami catat. Siap - siap saja nanti mati kutu dan mati gaya ketika ditagih realisasi instruksinya. Paling aman beri jawaban lupa atau segera saya kerjakan. Karena sesungguhnya gua sudah lupa apa instruksinya.
Kalau rapat dengan atasan saya ini siap - siap waktu yang banyak. Karena dia akan banyak bertanya segala tetek bengek. Mulai dari yang konsep sampai teknis, mulai dari apa - apa yang kita kerjakan sampai yang tidak kerjakan. Pernah saya rapat mingguan dengan dia menghabiskan waktu 3 jam.
Karena banyak yang ditanyakan, maka semua bahan, laporan, jurnal, log book dan lain - lain saya bawa ke meja rapat. Dari pada bolak - balik ke meja, lebih baik saya bawa semuanya.

Mrs. Dinn
Untuk atasan yang satu ini no comment - lah. Orangnya sangat semangat dan full speed. Apa - apa ingin segera dikerjakan. Karena hal ini maka sering mengurusi di luar wewenangnya. Selain itu juga agak lemah di lead by example. Bisa jadi dia menggebu - gebu akan suatu hal. Karena dianya menggebu - gebu, maka kita pun ikut - ikutan pontang panting. Setelah itu bisa saja dengan mudahnya dia mengabaikan.
Terkadang saya tidak segan - segan menolak instruksinya. Tentunya dengan cara halus (mau dipecat apa) kalau saya rasa tidak mungkin. Karena saya tahu itu hanya pembawaan menggebu - gebu dia semata.

Mr. Sall
Orangnya lebih muda dari saya. Pintar bahkan cenderung jenius. Wawasannya sangat luas dan visioner. Apa saja nyambung. Namun kelemahannya adalah di lead by example juga. Sebagian orang menganggapnya mempunyai pemikiran konseptual, namun teman saya bilang bukan konseptual tapi impulsif. Kalau pendapat saya sendiri, saya tidak pernah mengerti saya berfikirnya. Mungkin kecepatan berfikir saya tidak menyamai kecepatannya.

Sebenarnya banyak yang ingin saya jelaskan namun lebih baik tidak usah. Takutnya pemaparan saya sudah menyimpang jauh dari kenyataan dan subyektif kebanyakan. Namun dengan berbagai tipe atasan ini jadi ada seni tersendiri dalam menghadapinya. Bagaimana dengan Anda?

https://www.flickr.com/photos/epsos/

Tuesday, August 12, 2014

Balada Karyawan #10 Apakah Saya Atasan Yang Dibenci Bawahan?

Buat para boss - boss, kami yang bawahan mengingatkan untuk introspeksi diri : Apakah Anda sudah menjadi atasan yang disukai bawahan? Apakah Anda menjadi atasan yang dibenci bawahan?

Gampanglah kalau ingin tahu apakah kita disukai atau dibenci bawahan. Di bawah ini adalah tingkah laku teman saya yang tidak suka dengan atasannya :

1. Pura - pura diskusi serius soal produk dengan rekan kerjanya, agar menghindari meeting dengan atasannya.

2. Rela bertumpuk - tumpuk di mobil asal tidak satu mobil dengan atasannya kalau mau mengunjungi supplier.

3. Tidak membalas email ajakan liburan bersama di Bandung, karena sama - sama lagi pulang kampung ke Bandung. Bayangkan diajak senang - senang saja tidak mau.

4. Menolak panggilan (miscall) dari atasannya.

5. Selalu membicarakan atasannya di belakang.

Tentu tindakan teman saya dan rekan - rekannya ini bukan tanpa dasar. Bisa jadi dalam bekerja atasannya ini mempunyai karakter yang kurang baik. Seperti gampang marah atau suka melempar tanggung jawab kalau ada kesalahan.

Mungkin kalau satu dua kali bawahan maklum. Namanya juga manusia tidak ada seperti. Tapi kalau berkali - kali, ini apa namanya.

Mudah - mudahan atasan teman saya kalau baca ini jadi sadar dan bisa menjadi atasan yang disukai bawahan. Bagaimana dengan Anda?

Monday, July 7, 2014

Balada Karyawan #9 Boss Bertarung Lawan Boss Karyawan Mati di Tengah - tengah

Gajah Bertarung Lawan Gajah

Hallo karyawan sejati , pernah tidak menghadapi kemauan boss yang berbeda - beda? Misalnya boss A meminta kita hadap kanan, sedangkan boss B meminta kita hadap kiri.

Teman saya pernah mengalaminya. Boss pertama meminta dia bekerja dengan metode A. Boss yang kedua meminta bekerja dengan metode B. Yang membuat jadi masalah adalah metode A lari ke barat dan metode B lari ke timur. Kedua - duanya tidak bertemu; bertolak belakang.
Dan yang membuat jadi masalah lagi adalah untuk mengerjakan satu metode saja, sudah menghabiskan jam kerja dia semuanya.

Sebelum mengerjakan metode - metode tersebut, teman saya ini menjelaskan kalau sudah mengerjakan A, maka mengerjakan B menjadi sia - sia. Karena keduanya bertolak belakang.

Lalu apa jawaban bossnya. Tolong kerjakan, karena saya minta. Jleebbb.

Ya sudah karena tidak ada pilihan kedua - duanya dikerjakan. Dan tahu tidak karena tidak tahan, maka akhrnya teman saya ini minta dimutasikan ke bagian lain. Sebelumnya dia sering tidak masuk karena sakit - sakitan.

Gara - gara boss bertarung lawan boss yang menjadi korban adalah karyawan.

Wednesday, May 21, 2014

4 Tipe Atasan Berdasarkan Temperamen dan Kemurahan Hati

tipe atasan di tempat kerja

Di tempat kerja, tipe atasan itu macam - macam. Ada yang baik, menyenangkan atau menyebalkan. Buat yang sudah mendapatkan atasan yang baik maka bersyukurlah. Bekerja dengan baik menjadi karyawan yang baik. Kalau yang mendapatkan atasan buruk maka bersabarlah. Banyak usaha banyak berdoa. Usaha melamar kesana kemari kalau sudah tidak kuat menghadapi atasan dan banyak berdoa setiap hari agar atasannya diganti atau pindah ke tempat lain :)

Di postingan ini saya mau membeberkan 4 tipe atasan berdasarkan temperamen dan kemurahan hati. Maksudnya temperamen adalah tingkat kemudahan atasan kita untuk marah - marah. Dan kemurahan hati adalah tingkat mudahnya atasan kita memberikan hadiah atau traktiran :).

Saya telah melihat ada 4 tipe yaitu :
1. Atasan temperamen buruk dan pelit.
Boleh dibilang ini kiamat yang dipercepat bagi yang mendapatkan atasan seperti ini. Sudah gampang marah ditambah pelit.

Biasanya atasan model - model seperti ini, kalau ada salah sedikit langsung meledak. Kalau bawahannya salah meledak. Kalau dia yang salah meledak juga. Tapi meledaknya tetap ke karyawan.
Giliran semuanya oke - oke saja dan lancar, tidak ada tuh acara bagi - bagi hadiah. Ngajak makan atau mentraktir karyawan.

2. Atasan temperamen buruk tapi murah hati.
Bolehlah atasan kita ini mudah meledak. Tapi kalau hatinya senang, kerjaan beres dan target tercapai, maka dia tidak segan - segan memberi hadiah kepada karyawan atau ngajak makan - makan.
Contoh yang paling gampang dari atasan model ini kalau pabrik lagi sepi pasang muka cemberut dan gampang tersulut emosinya. Kalau lagi lancar dan untung selalu menebar senyum kemana - mana.

Kalau dapat atasan seperti ini, kita harus pandai - pandai menempatkan diri. Kalau dia lagi marah - marah, hindari sejauh - jauhnya. Bisa - bisa jadi sasaran omelan. Kalau lagi dia senang, dekat - dekatlah dengannya. Biar kalau traktiran tidak lupa untuk diajak. Sehingga kita akan selalu ingat bahwa atasan kita adalah orang baik :).

3. Atasan temperamen baik tapi pelit.
Atasan ini secara hasil akhir tidak jauh berbeda dengan tipe nomor 2. Kalau ada masalah tidak ada yang meledak, gelas pecah atau piring melayang. Tapi kalau semuanya baik - baik saja, dijamin tidak ada perubahan apa - apa. Terserah saja mau pilih mana nomor 2 atau nomor 3. Kalau saya sih mau nomor 4.

4. Atasan temperamen baik dan murah hati.
Kalau boleh dibilang ini adalah surga dunia. Kerja tidak terlalu tertekan. Ada masalah, atasan kita biasa - biasa saja. Paling - paling banyak diam saja. Kalau semuanya lancar siap - siap deh kecipratan :).

Nah kalau kita dapat tipe ini, kerja yang baik biar atasan kita tidak ada niat memindahkan ke tempat lain atau memecat kita.

Oke, kira - kira tipe yang mana atasan Anda? Komen di sini ya. Saya tunggu.

sumber gambar : http://morguefile.com

Monday, April 14, 2014

3 Ungkapan Populer di Tempat Kerja

Setiap karyawan pasti punya masa - masa indah di tempat kerjanya. Baik itu beban kerja, kesejahteraan karyawan, penghasilan karyawan, atasan dan lain sebagainya.

Untuk menyikapi masa - masa indah dalam bekerja tersebut, biasanya diungkapkan dengan ungkapan bahasa.  Misalnya mengharapkan naik gaji seperti pungguk merindukan bulan, buruk kinerja cermin perusahaan yang dibelah dan lain sebagainya.

Pada postingan kali ini kami mau membagi, ungkapan populer di tempat kerja.
1. Atasan selalu benar.
Mungkin kita semua sudah pernah mendengar mengenai ungkapan ini. Pertama atasan tidak pernah salah. Kedua, kalau salah lihat aturan pertama. Sebagai contoh, kami pernah membaca dalam sebuah komentar seorang karyawan. Suatu hari dia diminta menyelesaikan tugas A. Sang karyawan menjawab bahwa dia sedang mengerjakan tugas B. Langsung sang atasan bilang, tinggalkan tugas B. kerjakan tugas A. Ketika besoknya, sang atasan marah - marah sambil menanyakan mengapa tugas A belum selesai? Kalau sudah begini kita maklum, atasan selalu benar.


2. Over work under paid.
Ungkapan kedua adalah over work under paid. Kerja berlebih tapi dibayar rendah. Terkadang kita sudah merasa bahwa gaji kita terlalu kecil untuk pekerjaan yang sudah dilakukan. Baik itu beban pekerjaan maupun jenis pekerjaan.
Ada karyawan yang lemburnya tidak dibayar, atau ada asisten manager yang sering kelimpahan tugas atasannya. Si atasan akan melimpahkan pekerjaannya kalau dia tidak bisa menyelesaikan tugasnya, karena jam pulang sudah berbunyi. Atasan bisa pulang on time; teng - go si asisten manager harus lembur sampai malam.
Namun hal ini benar karena atasan bukan Tuhan. Tuhan memberi ujian cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Atasan memberikan beban pekerjaan di luar gaji yang diterima.

3. Citra perusahaan menarik karyawan, Atasan membuat karyawan keluar.
Seorang calon karyawan ketika pertama kali memasukkan lamaran kerja, boleh dibilang yang mula - mula dikirimkan adalah perusahaan - perusahaan yang sudah dikenal dengan baik atau familiar di telinga.

Namun ketika bekerja, terkadang kita dianugerahi atasan yang tidak menyenangkan sehingga akhirnya memutuskan keluar. Padahal perusahaan menyediakan fasilitas dan gaji yang lumayan. Jadi ada yang bilang bahwa kalau banyak karyawan yang keluar, yang pertama - tama harus diperiksa adalah atasannya.

Jadi inilah ungkapan - ungkapan yang populer di tempat kerja. Bisa jadi masih ada lagi, dan kami dengan senang hati menerimanya. Mudah - mudahan kita mempunyai atasan dan tempat kerja yang mendukung kita. Amiin. Bagaimana dengan Anda?

Wednesday, April 2, 2014

9 Cara Menjadi Atasan Yang Disukai Bawahan

Menjadi atasan yang disukai bawahan photo menjadiatasanyangdisukaibawahan.jpg Buat rekan - rekan yang baru saja diangkat atasan atau boss, saya ucapkan selamat ya. Tidak semua karyawan memperoleh kesempatan untuk dipromosikan menjadi atasan atau boss. Tentunya ketika menjadi atasan ingin menjadi atasan yang disukai oleh bawahan.

Pada postingan kali ini, akan dijelaskan bagaimana menjadi atasan yang disukai bawahan.

1. Percaya dengan Karyawan
Ketika menjadi atasan, bukan berarti bisa memata - matai gerak - gerik karyawan. Berilah kerpercayaan kepada bawahan. Karyawan kalau dicurigai terus, akan merasa tidak nyaman. Akibatnya bisa karyawan menjadi serba salah atau tidak menyukai atasan.

2. Berusaha untuk selalu ada
Ketika menjadi atasana, berusaha untuk selalu ada. Tidak seenakanya pergi atau keluar kantor. Kehadiran seorang atasan sangat berarti bagi bawahan. Kehadiran atasan (presence) sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karena karyawan merasa sama - sama dalam bekerja.

3. Bisa berteman dengan bawahan
Ketika menjadi atasan, jangan menjadi ada penghalang untuk berteman dengan bawahan. Karena berbeda posisi bukan berarti seorang atasan tidak bisa berteman dengan bawahan. Ketika seorang atasan bisa berteman dan akrab dengan bawahan, mampu meningkatkan komunikasi sehingga semua bisa terlaksana dan tujuan departemen atau perusahaan bisa dicapai dengan mudah.

4. Ucapkan terima kasih
Bawahan juga manusia. Ucapkanlah terima kasih setiap mereka melaksanakan tugas yang diberikan. Ketika ini dilakukan, maka karyawan merasa dihargai dan mereka pun semakin betah untuk bekerja.

5. Memberi masukan
Ketika seorang menjadi atasan, karena dia memiliki kelebihan dari yang lain. Lebih bertanggung jawab, lebih awal datang, lebih lama pulang dan lain - lain. Berilah masukan kepada karyawan mengenai kinerja mereka. Apalagi kalau mereka sedang menghadapi kesulitan ketika sedang menyelesaikan tugas - tugasnya. Sehingga sebagai atasan tidak hanya bisa menyuruh saja, tetapi juga bisa memberi masukan dan bantuan kepada karyawan.

6. Mengenal bawahan
Mengenal bawahan dengan baik adalah salah satu poin yang penting juga. Mengenal nama - nama dan karakter khas dari masing - masing mereka. Sehingga atasan bisa melakukan pendekatan yang berbeda kepada masing - masing karyawan. Ketika ini terjadi, karyawan merasa atasannya memahami dirinya. Sehingga mereka merasa senang, dan dengan sukarela untuk melaksanakan pekerjaannya.

7. Belajar
Ketika menjadi atasan, bukan berarti bisa enak - enak saja. Ketika ada masalah tinggal memanggil atau mendelegasikan kepada bawahannya. Ini tidak akan menimbulkan respek di antara karyawan. Sebagai atasan harus mau belajar lagi. Agar pengetahuan dan ketrampilan terus bertambah sehingga mampu memimpin karyawan dengan baik. Karyawan akan merasa senang dan bangga memiliki atasan seperti ini.

8. Siap menerima masukan
Menjadi atasan bukan berarti tidak bisa dikritik. Sekecil apa pun masukan dari karyawan dengarkanlah. Siapa tahu masukan ini memang tulus bukan untuk menjilat atasan.

9. Perbaiki penampilan
Terkahir perbaikilah penampilan. Penampilan di sini bukan berarti harus mewah dan mahal. Penampilan memang bukan segalanya, tetapi penampilan akan mempengaruhi penilain orang saat pertam kali bertemu. Apalagi, sebagai atasan mungkin Anda harus presentasi atau meeting klien. Penampilan yang buruk dapat merusak citra perusahaan.
Sebagai atasan, Anda juga harus memberi teladan kepada bawahan, termasuk dalam hal penampilan. Anda tentu tidak merasa senang, jika penampilan Anda berantakan, maka dengan memberi teladan akan memudahkan jika akan memberikan saran tentang hal ini kepadanya. Penampilan yang bersih, rapi dan wangi dapat membuat mereka menghormati Anda dan mencegah pembicaraan yang tidak mengenakkan  tentang penampilan Anda.

Mudah - mudahan tips cara menjadi atasan yang disukai bawahan sangat berguna dan rekan - rekan yang baru diangkat atau sudah menjadi atasa bisa menjadi atasan yang disukai bawahan.

Comments system

Disqus Shortname