Blog soal atasan dan bawahan, balada karyawan, atasan yang baik/ bawahan yang baik, gaji, lowongan dan usaha sampingan
Sunday, August 30, 2015
Apakah Kesabaran Adalah Kebaikan Yang Sesungguhnya?
Waktu kita berharga – Itu sebabnya sangat tepat bagi kita untuk meluangkan waktu empat menit dengan membaca artikel ini
Waktu adalah asset yang paling berharga dari segi manapun kita melihatnya, ada sebuah produk atau jasa yang ditujukan bagi kita agar lebih menghemat waktu dan membantu kita mencapai hasil dengan lebih cepat. Kesabaran adalah kebaikan yang kita latih untuk mengambil keuntungan dari waktu yang kita miliki.
Jadi bagaimana kita menyeimbangkan waktu dan usaha dan membedakan antara kesabaran atau membuang-buang waktu? Ini adalah pertanyaan yang meskipun tidak sering diminta atau dipertanyakan, dapat mengubah perspektif kita secara drastis dan membuat kita mengerti mengapa benar-benar tidak ada pengganti untuk waktu.
Sementara kesabaran adalah kebaikan, menunggu tanpa melakukan apa-apa tentu bukanlah jawaban untuk menemukan keberhasilan baik dalam bisnis ataupun dalam kehidupan. Kunci dalam menyeimbangkan waktu dan fungsinya terletak pada tindakan yang kita ambil dan fokus hidup kita yang dipengaruhi kebiasaan bukannya oleh hasil.
Alasan tindakan dan kebiasaan lebih penting adalah karena mereka langsung dalam kendali kita, sedangkan hasil yang kita cari kurang lebih adalah efek sampingnya. Berfokus pada hasil saja tidak akan mengubah apa-apa, tetapi melakukan usaha kita, tindakan dan kebiasaan akan menghasilkan hasil yang berbeda, terutama jika kita cukup dapat bersabar untuk melihat hasil kerja kita nantinya.
Kesabaran yang seimbang datang dari kemampuan kita melakukan serangkaian tindakan terus menerus ke arah yang benar. Ketika mengejar kesuksesan, uang atau kewirausahaan, faktor penyebabnya tetap sama, sebagaimana kita harus fokus pada kegiatan sehari-hari yang bila dikombinasikan akan menghasilkan penghargaan yang lebih tinggi. Manajemen waktu yang efektif adalah salah satu keterampilan yang diperlukan dari seorang pria.
Unsur kesabaran berperan penting ketika kita mampu memiliki pemahaman yang jelas bahwa apa yang kita anggap panjangnya konsistensi bisa jadi tidak akurat. Dengan kata lain, jika kita percaya bahwa bekerja keras selama enam bulan akan menghasilkan pembayaran tertentu atau menghasilkan dan bersedia memberikan enam bulan saja, maka mungkin pemahaman kita tentang bagaimana memanfaatkan waktu harus berubah.
kita harus memahami bahwa waktu sangat berharga dan bahwa ia harus mengambil tujuannya sendiri tanpa memkitang keyakinan pribadi kita atau tujuan yang kita atur awalnya. Itulah mengapa mengatur deadline berhasil sedangkan mengatur jadwal hasil tidak.
Sebaliknya, berinvestasilah pada jadwal yang terfokus disekitar upaya dan kebiasaan, hal-hal yang sepenuhnya dalam kendali dan kemampuan kita untuk berubah. Dibawah ini adalah contoh yang mudah dipahami.
Bagaimana kebanyakan orang menetapkan tujuan:
“Saya ingin menjadi jutawan pada umur 30”, itu adalah tujuan yang mengaitkan waktu, dimana tidak satupun variabel yang benar-benar dalam kendali kita.
Di sisi lain, tujuan yang lebih baik dan lebih masuk akal mungkin seperti ini:
“Saya akan mendirikan bisnis pertama saya di umur 25 tahun dan memiliki minimal 100 klien pada umur 30 tahun”. Sementara kedua tujuan tersebut akan menciptakan kesempatan menjadi jutawan pada umur 30 tahun. Tujuan yang satu ini akan memungkinkan kita untuk mengukur waktu melalui usaha yang dapat dilakukan bukan dengan hasilnya saja. Pria sejati mengorientasikan hidup mereka pada apa yang dapat mereka lakukan, daripada berfokus pada apa yang mereka tidak bisa.
Sekali kita memahaminya, terlepas dari harapan kita tentang waktu yang dilalui, usaha kita tidak harus difokuskan pada waktu itu sendiri, melainkan pada tindakan kita yang dapat kita kontrol, tanpa pernah melupakan tidak adanya pengganti waktu dan kesabaran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Wahai Karyawan Seluruh Dunia, Berkomentar-lah!