Saya bukan orang yang baik dan benar-benar tidak pernah menjadi salah satunya. Sejujurnya, tidak banyak orang yang tahu bahwa saya adalah orang brengsek. Bukan berarti itu hal yang positif, tetapi itulah yang mereka anggap dan berlaku sampai saat tertentu. Saya suka menjadi seperti ini, dan saya belajar sejak awal bahwa menjadi orang baik bukanlah pendekatan yang terbaik untuk kehidupan melainkan bersikap adil itu.
Pada tahun-tahun saya sebelumnya, sebelum saya menjadi seorang pengusaha, saya bekerja di perusahaan Amerika dan saat itulah saya belajar menjadi seorang pemimpin yang adil dan bagaimana yang adil mendapatkan rasa hormat dan menjadi orang baik diartikan performa yang buruk. Saya ingin mengajar kita tentang apa yang membuat seorang pemimpin adil dan bagaimana membuatnya sebuah keuntungan bagi kita seperti yang telah saya lakukan untuk diri saya sendiri, sepanjang perjalanan bisnis saya.
Menjadi pemimpin yang adil berarti memahami komponen dasar kepemimpinan, pada bidang apapun. Komponen itu adalah keseimbangan. Keseimbangan adalah kunci untuk kepemimpinan yang adil dan dapat dilaksanakan dalam empat cara yang membuat kita menjadi pemimpin yang lebih baik dan lebih efektif. Berikut ini adalah empat alasan penting untuk meninjau kembali jika bersikap baik sebenarnya membantu atau merugikan kita.
1. Bersikap adil bukan berarti egois
Faktanya, itu adalah berlawanan. Bersikap baik terkadang merugikan untuk pengikut kita, karyawan atau orang-orang yang setia kepada kita. Sementara mereka menikmati bekerja di perusahaan kita, sikap baik kita akan menghalangi mereka untuk mencari lapangan kerja baru, belajar keterampilan baru dan menerima kritik yang lebih baik. Bersikap adil adalah peduli. Tetapi masih membuat keputusan dalam bisnis yang ikut membantu mendorong visi ke depan.2. Bersikap adil berarti belajar mengatakan TIDAK
Sementara kita semua ingin menyenangkan supervisor kita, rekan kerja atau sesederhana membuat karyawan senang, bersikap adil menuntut kita untuk menolak permintaan tertentu dan mengatakan tidak kepada yang lainnya. Orang menjadi menghargai keputusan kita dan memahami bahwa kita dapat memilih untuk mengatakan tidak atau mengiyakan.3. Keadilan membutuhkan kesadaran diri dan kejujuran pada diri sendiri
Memberikan penilaian yang bagus pada seseorang atau menutup-nutupi kebenarannya hanya akan mencegah orang tersebut dari berkembang, belajar dan meningkat. Bahkan akan membuat mereka berpikir lagi tentang keahlian kita dalam mengambil keputusan dan menciptakan sebuah keraguan bukannya kepercayaan.Pemimpin yang baik akan cenderung berfokus pada saran yang baik. Daripada saran yang membangun dan seringkali sangat takut pada konfrontasi. Menjadi adil berarti jujur pada diri sendiri dan orang-orang yang kita pimpin. Ini berarti kemampuan menempatkan diri pada situasi yang tidak nyaman untuk membantu mendorong perkembangan lingkungan. Inilah salah satu masalah utama di banyak perusahaan, dimana terlalu banyak pemimpin yang takut dan percaya bahwa bersikap baik akan mencegah komplain dari bagian HRD. Pikirkan dampak negatif itu pada seseorang ketika kita memberitahu mereka bahwa kinerja mereka bagus, tetapi mereka tidak cukup bagus untuk dipromosikan. Konflik ini menciptakan keraguan. Jangan bersikap baik, bersikaplah adil.
4. Bersikap adil adalah tentang mengakui ketika kita salah
Pemimpin yang baik cenderung banyak berfokus pada menyembunyikan kekurangan mereka dan tampil sebagai pribadi yang baik dan berpengetahuan meskipun sebenarnya mereka tidak. Kurangnya keterbukaan dan tampilan tanpa kelemahan menciptakan putusnya hubungan dari pengikut lain yang mungkin memuji kita sekian lama ketika akhirnya mereka menyadari kekurangan itu. Adil adalah membiarkan orang lain tahu bahwa mereka dapat membantu kita berkembang sebanyak melengkapi kekurangan kita.sumber gambar : M. Connors
No comments:
Post a Comment
Wahai Karyawan Seluruh Dunia, Berkomentar-lah!