Monday, November 24, 2014

8 Hal Yang Menghambat Karir

Pengertian karir

8 Hal Yang Menghambat Karir
Karir

Berdasarkan wikipedia, karir itu adalah sebuah kata dari Bahasa Belanda; carriere yang artinya adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu.


Karir secara istilah didefinisikan oleh Kamus Bahasa Indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji atau uang.

Berdasarkan pengertian karir maka kita sering mendengar ungkapan dari karyawan : "saya mempunyai karir yang bagus". Atau :"karir saya sudah mentok."


Hal - hal yang menghambat karir

Tidak semua orang memiliki karir yang bagus atau cemerlang di tempat kerjanya masing - masing. 

Adapun hal - hal yang menghambat karir seseorang dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari karyawan itu sendiri, sedangkan eksternal berasal dari luar dirinya sendiri.

Hal - hal yang menghambat karir dari internal antara lain :

1. Kesehatan yang buruk
Sering sakit - sakitan atau mempunyai penyakit berat bisa menghambat karir kita. Karena sakit membuat kita kurang produktif dan performance-nya turun. Kalau beginia maka perusahaan pun tak mau menawari promosi kepada kita, karena konsekuensi dari promosi adalah bertambahnya tanggung jawab dan ini membutuhkan banyak hal, satunya adalah kesehatan yang baik.

2. Kutu loncat (terlalu sering pindah kerja)
Hati - hati kepada karyawan yang sering pindah - pindah kerja atau kutu loncat. Dengan menjalani sebagai kuti loncat, maka kemampuan kita tidak akan bertambah. Kita hanya mampu pada satu dua hal saja, sehingga untuk naik karir yang lebih tinggi, kita tidak cukup mempunyai kemampuan yang mumpuni.

Selain itu, kalau kita dikenal sebagai kutu loncat oleh perusahaan, maka perusahaan akan berfikir ulang untuk memberikan promosi karena dikhawatirkan akan pindah kerja ke tempat lain.

3. Tidak merencanakan karir ke depan - mengikuti arus yang ada
Dalam bekerja, kita harus membuat perencanaan karir sendiri. Bukan orang lain. Kalau kita tidak merencanakan karir kita sendiri maka kita hanya akan jalan di tempat.

Dalam bekerja harus mempunyai targetan pribadi dalam pengembanga karir kita sendiri. Ketika kita telah merencanakan karir kita dalam pekerjaan, maka kita tahu apa yang harus dilakukan, keahlian apa yang harus diambil, berapa lama waktu untuk mencapainya dan sebagainya.

Ada seorang mantan CEO multi national company menceritakan rencan karirnya dulu. Dia mendatangi salah satu seniornya dan bertanya bagaimana caranya agar bisa menjadi CEO. Seniornya tersebut memberi saran agar tidak masuk departemen tertentu dan membuat beberapa project perbaikan. Sebagai saran tambahan, dia juga diminta untuk menambah berat badan (nah kalau saran yang ini tidak diikuti he he he). 

Dan benar saja, dalam beberapa tahun dia bisa mencapai posisi puncak dari perusahaan multi national tersebut.

4. Tidak mengembangkan diri
Luangkanlah waktu kita untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam bekerja. Kita bisa membaca - baca buku atau mengajukan training kepada atasan kita. Jangan takut untuk mengambil beberapa project yang kira - kira bisa meningkan kemampuan diri kita.

Ingat, kesempatan tidak datang dua kali. Naiknya karir kita karena ada kemampuan dan kesempatan. Jangan sampai ketika ada tawaran promosi, kita belum siap atau belum mempunyai kemampuan yang cukup.

Selain faktor eksternal atau dari luar yang menghambat karir seseorang adalah :

1. Perusahaan sudah mapan
Salah satu kekurangan perusahaan mapan, jenjang karir sulit dan lama. Perusahaan yang mapan cenderung akan berjalan stabil. Boleh dibilang tidak ada posisi baru yang tersedia. Kalau kita mau karir kita menanjak, maka kita harus pindah kerja atau menunggu ada yang pensiun atau mengundurkan diri.


2. Atasan yang tidak memikirkan karir bawahan
Ada yang mengatakan bahwa atasan bertanggung jawab atasan pengembangan karir bawahannya. Karena atasan bisa melihat kelebihan dan potensi yang dimiliki bawahannya dan membaca perkembangan perusahaan ke depan. 

Potensi dan kelebihan bawahan diketemukan dengan peluang - peluang ke depan, sehingga karir sang karyawan bisa berkembang dengan baik.

Namun ada saja, atasan yang tidak memikirkan karir bawahannya. Dia pura - pura tidak melihat atau tidak mau tahu potensi yang dimiliki bawahannya. Takut tersaingi adalah salah satu alasannya.

Melihat karirnya tidak naik - naik, akibat ketidakpedulian atasannya, maka biasanya karyawan memilih untuk resign atau mengundurkan diri.

3. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan 
Jika kita merasa bekerja tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, berhati - hatilah ada kemungkinan karir kita terhambat. Bekerja dengan kondisi seperti ini hanya menghasilkan pekerjaan setengah - setengah; menunjukkan performance yang kurang bagus sehingga peluang promosi semakin kecil.
 
4. Perubahan dalam perusahaan
Sebagai seorang karyawan, kita tidak bisa sepenuhnya bisa memperkirakan kondisi perusahaan ke depan. Ada beberapa perubahan perusahaan yang memberi dampak buruk kepada karir kita. Perubahan tersebut seperti perubaha core business, pergantian pemilik, krisis ekonomi, bencana alam dan lain - lain.

Seperti misalnya ada sebuah perusahaan oil company yang merubah core business-nya ke agroindustri seperti perkebunan kelapa sawit. Karir kita bukan hanya terhambat, malahan tamat karena kompetensi yang kita miliki sudah tidak sesuai dengan core business perusahaan.

Untuk perusahaan yang sudah go public, akan ada kemungkinan terjadinya pindah kepemilikan dari satu pihak ke piha lain. Kalau sudah ganti pemilik bisa saja ganti core business, perampingan karyawan dan lain - lain.

Dermikianlah hal - hal yang bisa menghambat karir seorang karyawan dalam pekerjaan. Yuk, tentukan karir kita mau seperti apa. Periksa apakah ada hambatan internal maupun eksternal. Kalau sudah begini tinggal kesempatan itu datang. Setuju?

sumber gambar : flickr.com

1 comment:

Wahai Karyawan Seluruh Dunia, Berkomentar-lah!

Comments system

Disqus Shortname